Harga Minyak, Batu Bara to The Moon, Investasi Malah Anjlok!

News - Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
30 January 2023 17:20
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan investasi di sektor ESDM pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan 2021 atau bahkan di bawah target 2022.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, realisasi investasi di sektor ESDM pada 2022 sebesar US$ 26,8 miliar atau 86% dari target 2022 yang dipatok sebesar US$ 31 miliar.

Realisasi investasi pada 2022 ini bahkan turun 2,5% dibandingkan 2021 yang sebesar US$ 27,5 miliar.

Turunnya investasi ini bertolak belakang dengan harga-harga komoditas di sektor energi dan pertambangan pada 2022 lalu yang melonjak "gila-gilaan". Berdasarkan riset CNBC Indonesia, merujuk pada data Refinitiv, rata-rata harga batu bara pada 2022 berada di kisaran US$ 345,4 per ton, melonjak dari rata-rata 2021 yang sebesar US$ 134,34 per ton.

Sementara harga minyak mentah dunia jenis Brent US$ 99 per barel pada 2022, naik dari US$ 70,95 per barel pada 2021 dan WTI US$ 94,4 per barel pada 2022, naik dari US$ 68,10 per barel pada 2021.

Lantas, apa yang menyebabkan investasi di sektor ESDM pada 2022 ini anjlok?

Arifin menyebut, menurunnya investasi pada 2022 ini terutama pada sektor minyak dan gas bumi (migas). Sementara pada sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) menurutnya justru mengalami peningkatan.

"Realisasi investasi di tahun 2022 kita lihat, bahwa realisasi yang kita capai di tahun 2022 itu lebih rendah dibandingkan targetnya. Faktor yang memberikan realisasi positif itu adalah di sektor minerba, banyak kegiatan investasi di bidang smelter, tetapi di sektor migas terjadi, katakanlah stagflasi, karena memang beberapa kegiatan investasi di sektor migas belum berjalan," jelas Arifin saat Konferensi Pers di Kantor Kementerian ESDM, Senin (30/1/2023).

Dia memaparkan, pada 2022 realisasi investasi sektor ESDM US$ 26,8 miliar ini terdiri dari investasi di sektor migas US$ 13,9 miliar, turun dari 2021 yang sebesar US$ 14,7 miliar.

Sementara investasi di sektor minerba naik menjadi US$ 5,6 miliar dari US$ 4,5 miliar pada 2021. Lalu sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) US$ 1,6 miliar, tidak berubah dibandingkan 2021. Dan sektor kelistrikan juga turun menjadi US$ 5,8 miliar dari US$ 6,7 miliar pada 2021.

Meski capaian investasi pada 2022 tersebut lebih rendah, namun pada 2023 ini pihaknya optimistis investasi sektor ESDM bisa meningkat. Pihaknya menargetkan investasi di sektor ESDM pada 2023 ini naik menjadi US$ 33,5 miliar.

Target investasi 2023 tersebut akan disumbang dari sektor migas US$ 17,4 miliar, minerba US$ 7,7 miliar, EBT US$ 1,8 miliar dan kelistrikan US$ 6,6 miliar.

"Kita harapkan 2023 recover. Kita akan lihat beberapa proyek-proyek besar yang sudah disusun sudah mulai berjalan," tandasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Laksanakan Perintah Jokowi, ESDM Susun Aturan Rinci Stop PLTU


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading