
Ketika Luhut Kesal dengan Rusia, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meluapkan kekesalannya terkait rencana pembelian minyak mentah asal Rusia. Pasalnya, hingga saat ini rencana tersebut tak kunjung terealisasi.
Hal tersebut ia ungkapkan saat bertemu dengan Menteri Ekonomi Rusia. Luhut kesal lantaran pihaknya juga telah pergi ke Rusia untuk mendiskusikan hal tersebut.
Namun hingga lima bulan lamanya menunggu, penjajakan pembelian minyak mentah asal Rusia tak pernah terjadi.
"Saya tantang itu Rusia mana minyakmu? Sekarang minyak sudah turun baru kau tawarin, kami sudah tidak butuh kau lagi, dia bilang ok kita perbaiki, apa kau tawar insurance dari Rusia boleh dari Rusia dari bulan pun boleh make it simple," ujar Luhut dalam dalam acara Saratoga Investment Summit 2023, Kamis (26/1/2023).
PT Pertamina (Persero) beberapa waktu lalu menyebut pihaknya masih mengkaji rencana pembelian minyak mentah asal Rusia. Mengingat, masih ada berbagai macam pertimbangan yang harus diputuskan secara matang.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, Taufik Aditiyawarman menilai, pengkajian pembelian minyak asal Rusia ini dilakukan dengan pertimbangan banyak hal, mulai dari unsur politik, ekonomi, dan perhitungan bisnis perusahaan.
"Belum ada konfirmasi hal itu. Karena harus ada political risk, economic risk, under risk company. Kita masih punya global bond untuk Pertamina Grup, jadi pertimbangan," kata Taufik saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022).
Selain itu, Taufik belum dapat membeberkan secara detail mengenai rencana pembelian minyak mentah asal Rusia ini, baik terkait kisaran harga maupun secara volume yang dibutuhkan. Pasalnya, minyak harus diuji coba terlebih dahulu di kilang.
"Kalau minyak tuh kalau impor, rata-rata kita harus trial (uji coba) dulu di kilang. Kalau produknya sudah pernah, cocok di kilang, harganya berapa, sehingga ada harga ekonomisnya. Ada 1-2 produk yang sesuai dan tidak sesuai," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Jadi Beli Minyak Rusia? Ini Kata Bos Pertamina
