Curhat Menteri PANRB Soal PNS, Rapor Merah, Minta Tukin Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas curhat mengenai dirinya yang selalu ditanya terkait tunjangan kinerja ASN. Di saat yang sama, ia menyayangkan karena masih sedikit sekali pertanyaan yang justru mempertanyakan kinerja ASN itu sendiri.
"Jarang ketika ketemu MenPANRB banyak orang tanya membangkitkan kinerja, tapi ditanya bagaimana meningkatkan tunjangan kinerja. Itu nilai RB nya harus naik," curhatnya dalam acara Penutupan ASN Culture Fest 2023, Rabu (25/1/2023).
Ia menilai sudah saatnya diskusi dan sosialisasi mengenai ASN tidak hanya berkisar tentang Tambahan Perbaikan Penghasilan (TPP) tunjangan kinerja. Pasalnya, dalam rangka reformasi birokrasi kenaikan tingkat kinerja ASN lah yang seharusnya penting dibicarakan.
"Sudah waktunya kita semua tidak hanya sosialisasi TPP tunjangan kinerja. Kita ini sangat menarik, bupati, gubernur, menteri kalau sudah bicara soal tunjangan kinerja. Tapi tidak pernah bicara soal bagaimana kenaikan kinerja, kita selalu masuk ke bagaimana kenaikan tunjangan," lanjutnya.
Terlebih, hasil survei indeks core value AKHLAK di kalangan ASN masih rendah, yakni secara nasional skornya berada di level 60,9%. Deputi bidang SDM Aparatur KemenPANRB Alex Denni menyebut ini merupakan rapor merah bagi ASN, dimana merahnya merata pada komponen adaptif.
"ASN dituntut untuk fleksibel, agile oleh bapak Presiden, tapi sayangnya core value adaptif kita rapornya merah berjamaah, hampir di semua pemerintah instansi pusat maupun daerah," ungkap Alex.
Untuk itu, Anas bilang tingkat kinerja ASN inilah yang harus selalu dibicarakan selain membicarakan mengenai tunjangan ASN. Pasalnya, jika melihat dari data tersebut, maka seharusnya tuntutan tunjangan harus berjalan seiringan dengan kenaikan tingkat kinerja pula.
"Core value yang disampaikan Pak Alex (Deputi SDM Aparatur KemenPANRB) tadi bagaimana kita bangga melayani bangsa, dimana adaptif (ASN) masih rendah. Kita memang ingin baseline survei sehingga kita ini nampak ketika menyampaikan sesuatu tidak hanya di awal. Hasil survei dilakukan ternyata dari sisi adaptif ini penting maka ini kita perlu dorong bersama," jelasnya.
Maka dia mengingatkan agar reformasi birokrasi ini bergerak untuk memberikan dampak nyata pada pelayanan masyarakat Indonesia sehingga perubahannya tidak hanya sebatas pada organisasinya saja namun berdampak luas kepada masyarakat Indonesia.
"Maka kami sejak menjabat dikasih tugas ini, ini selalu saya sampaikan, ambil tema bergerak untuk reformasi berdampak. Kita ini bergerak kalau tidak untuk reformasi berdampak kita hanya sibuk di hulunya, asik di organisasinya tidak sampai di dampaknya. Maka inilah yang sering kami sampaikan kita harus lebih bergerak, berdampak, kemudian ke depan supaya lincah dan cepat," pungkasnya.
(mij/mij)