Siap-Siap Harga BBM 1 Februari Berubah, Naik atau Turun?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
25 January 2023 12:55
Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Menteng Dalam, Jakarta, Sabtu (21/1/2023). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Menteng Dalam, Jakarta, Sabtu (21/1/2023). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri diperkirakan kembali akan mengalami penyesuaian. Hal itu bisa terjadi melihat pergerakan harga minyak mentah dunia saat ini yang cenderung mengalami penurunan,

Biasanya, penyesuaian harga terjadi setiap tanggal 1 untuk BBM jenis non subsidi di dalam negeri dan juga BBM milik badan usaha swasta lainnya.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira memperkirakan, melihat kondisi harga minyak mentah dunia saat ini dan juga kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebagai faktor penentu harga BBM, maka ada kecenderungan harga akan mengalami penurunan.

Asal tahu saja, pada perdagangan Selasa (25/1/2023) harga minyak mentah Brent anjlok 2,3% menjadi US$ 86,13 per barel. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$ 80,13 per barel, turun 1,8% dibandingkan posisi sebelumnya.

Sedangkan melansir data Refinitiv, kurs Rupiah terpantau semakin menguat lebih dari 1% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.885/US$ pada Selasa (24/1/2023) kemarin. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 15 September 2022.

Bhima menilai, hal tersebut menjadi faktor pendorong untuk harga BBM non subsidi untuk turun di bulan Februari 2023 mendatang. "Kalau (BBM) non subsidi perkiraan akan turun karena variabel pembentuk harga keekonomian juga turun. Minyak mentah yang berada di kisaran US$ 80 per barel dan kurs Rupiah yang lebih menguat jadi faktor utama tren harga bbm non subsidi turun pada Februari," terang Bhima.

Perkiraan harga turun BBM non subsidi ini merupakan hal yang positif, Bhima menyebutkan hal ini juga bisa menjadi pergerakan ekonomi pasca pencabutan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh pemerintah. "Tentu ini positif ya bagi gerak ekonomi paska pencabutan PPKM," tandasnya.

Menurutnya, harga keekonomian BBM Pertamax (RON 92) bisa turun di kisaran harga Rp 11.900 per liternya. "Pertamax bisa di bawah 11.900 per liter," ucap Bhima.

Selain itu, untuk BBM bersubsidi seperti Pertalite (RON 90) dan Solar Subsidi juga diharapkan bisa mengalami penurunan harga. Bhima mengungkapkan hal tersebut menimbang beban subsidi yang turut berkurang karena harga minyak mentah dunia yang turun dan kurs Rupiah yang menguat.

Berdasarkan perhitungannya, harga keekonomian BBM Pertalite bisa menyentuh harga Rp 8.000 per liter, sedangkan Solar subsidi di kisaran harga Rp 5.500 per liter.

Pemerintah juga sudah mendapatkan "durian runtuh" akibat krisis energi global. Bhima menilai hal tersebut menjadikan adanya tambahan belanja subsidi BBM yang bisa menjadikan redistribusi pendapatan ke masyarakat miskin.

"Pertama, harga minyak turun dan Rupiah menguat yang berarti beban subsidi BBM berkurang dibanding 2022. Kedua, Pemerintah mendapatkan windfall pendapatan yang besar saat terjadi krisis energi global, artinya tambahan belanja subsidi bbm bisa memberi redistribusi pendapatan ke masyarakat miskin," ujarnya.

Dengan begitu, Bhima menilai penurunan harga BBM bersubsidi diharapkan bisa menjadi stimulus bagi ekonomi agar semakin pulih dan menurunkan laju inflasi. "Ketiga, sebagai stimulus agar gerak ekonomi semakin cepat pulih sekaligus menurunkan laju inflasi," pungkasnya.

Sebelumnya, Pertamina menurunkan harga produk BBM non subsidi yakni Pertamax Cs per Januari 2023. Misalnya untuk harga Pertamax di DKI Jakarta yang turun Rp 1.100 per liter menjadi Rp 12.800 per liter dari sebelumnya Rp 13.900 per liter pada periode Desember 2022.

Sementara untuk Pertamax Turbo turun Rp 1.150 per liter menjadi Rp 14.050 per liter, dari sebelumnya Rp 15.200 per liter. Adapun untuk produk Dexlite kini dibanderol Rp 16.150 per liter, turun Rp 2.150 per liter dari sebelumnya Rp 18.300 per liter. Dan Pertamina Dex kini dibanderol Rp 16.750 per liter, turun Rp 2.050 per liter dari sebelumnya Rp 18.800 per liter.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM Layak Turun Bulan Oktober, Ini Buktinya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular