BASF Siap Bangun Baterai Listrik di Maluku Utara Awal 2023

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Selasa, 24/01/2023 19:58 WIB
Foto: Keterangan Pers Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tentang Realisasi Investasi PMA & PMDN Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Investasi - BKP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan produsen kimia terbesar asal Jerman, Badische Anilin- und Soda-Fabrik atau BASF, akan merealisasikan investasinya di Indonesia untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ev) pada awal tahun ini.

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, BASF akan mulai membangun pabrik pemurnian nikel dan pengolahan menjadi prekursor baterai listrik di Maluku Utara pada kuartal I - 2023.

"Di kuartal I Insyaallah, doakan ya," kata Bahlil saat ditemu di kantornya, Jakarta, Selasa (24/1/2023).


Adapun besaran investasinya pada saat itu, menurut Bahlil sebesar US$ 2 miliar sampai dengan US$ 2,6 miliar. Dengan pembangunan pabrik itu BASF akan turut serta membangun ekosistem ev battery di Tanah Air.

"BASF ini akan kerja sama di Maluku Utara, itu dia akan membangun ekosistem ev battery, Insyaallah dia akan sampai di prekursor, investasinya kurang lebih 2 sampai 2,6 miliar dolar AS," tuturnya.

Dengan hadirnya BASF dalam membangun ekosistem pabrik mobil listrik di Indonesia, Bahlil menekankan, menjadi bukti bahwa pemerintah tidak hanya gencar menarik investasi dari China saja untuk menciptakan ekosistem ini.

"BASF ini salah satu perusahaan terbesar di dunia khususnya pemain petrokimia ya, ini bukan perusahaan kacang goreng. Jadi bukan hanya yang kita urus Korea, Jepang, China. Eropa pun kita urus. Buktinya mereka akan masuk tahun ini akan groundbreaking," tutur Bahlil.

Rencananya. BASF akan bekerja sama dengan Eramet yang telah memiliki legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN). Investasi bersama BASF - Eramet diberi nama Proyek Sonic Bay berlokasi di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.

Proyek ini merupakan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP) dan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak 1.000 lapangan pekerjaan.

Dengan total nilai investasi hingga US$ 2,2 - 2,6 miliar, proyek Sonic Bay ini memilili kapasitas produksi sebesar 67 ribu ton nikel/tahun dan 7,5 ribu ton kobalt/tahun. Rencana investasi tindak lanjut BASF sendiri bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV Terbesar Asia Rp 96 Triliun