Internasional

Tanda Resesi Muncul Lagi, 'Badai' Tunggakan Mobil Melanda AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
24 January 2023 15:05
The United State flag is silhouetted against the setting sun Sunday, May 28, 2017, in Leavenworth, Kan. (AP Photo/Charlie Riedel)
Foto: Bendera Amerika Serikat (AP Photo/Charlie Riedel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tunggakan cicilan mobil di Amerika Serikat (AS) meningkat signifikan pada Desember 2022. Hal ini terjadi tatkala perekonomian terbesar dunia itu masuk dalam bayang-bayang resesi global.

Data baru yang dipaparkan Cox Automotive mengatakan tunggakan pinjaman lebih dari dua bulan meningkat sebesar 5,3% dan melonjak 26,7% dari tahun lalu. Angka ini merupakan level tunggakan tertinggi sejak krisis keuangan 15 tahun yang lalu.

"Dari seluruh pinjaman, 1,84% mengalami tunggakan parah, meningkat dari 1,74% di bulan November dan tingkat tertinggi sejak Februari 2009," tulis laporan berjudul Perfect Storm Arrives: "Massive Wave" Of Car Repossessions And Loan Defaults To Trigger Auto Market Disaster, Cripple US Economy itu yang dikutip Oil Price, Selasa (24/1/2023).

Pada Desember 2022, 7,11% dari pinjaman subprime masuk dalam kategori yang sangat menunggak, meningkat dari 6,75% pada bulan sebelumnya. Level keparahan subprime ini 163 basis poin lebih tinggi dari tahun lalu, dan tingkat Desember adalah yang tertinggi sejak 2006.

Meski begitu, Cox Automotive mengatakan meskipun makin banyak orang yang kehilangan pembayaran pinjaman, hal ini belum merepresentasikan kondisi gagal bayar.

"Gagal bayar pinjaman menurun 13,5% dari November tetapi naik 16,9% dari tahun lalu. Tingkat gagal bayar pinjaman mobil tahunan pada bulan Desember adalah 2,56%, yang lebih rendah dari tingkat 2,98% pada Desember 2019," tambah laporan itu.

"Tingkat gagal bayar pada 2022 adalah 2,28%, naik dari tingkat terendah 1,98% tahun lalu tetapi masih lebih rendah dari tingkat 2,90% pada 2019."

Cox Automotive memaparkan alasan gagal bayar belum begitu terjadi lantaran pemberi pinjaman tidak menganggap peminjam gagal bayar hingga jangka waktu keterlambatan 90 hingga 120 hari.

"Ini mungkin menunjukkan bahwa gelombang gagal bayar dapat terjadi selama beberapa kuartal berikutnya karena konsumen tersapu oleh pertumbuhan gelombang negatif selama 20 bulan, tabungan pribadi yang terkuras, dan kartu kredit yang habis," tulis Cox Automotive lagi.

Sementara itu, laporan ini sendiri datang saat makin banyak pemimpin bisnis setuju ekonomi Negeri Paman Sam menuju tahapan yang makin buruk. Tujuh dari 10 komponen Leading Economic Index turun pada Desember, terus menandakan resesi.

"Ada pelemahan yang meluas di antara indikator utama pada bulan Desember, menunjukkan kondisi yang memburuk untuk pasar tenaga kerja, manufaktur, konstruksi perumahan, dan pasar keuangan di bulan-bulan mendatang," jelas direktur ekonomi senior Dewan Konferensi yang menyusun penilaian Leading Economic Index, Ataman Ozyildirim, kepada CNN.

"Aktivitas ekonomi secara keseluruhan kemungkinan akan menjadi negatif di kuartal mendatang sebelum meningkat lagi di kuartal terakhir 2023," tambahnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi, Resesi, Resesi! AS Resesi Teknis Q3 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular