Gawat! 65% Dana Pensiun BUMN 'Sakit', Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan saat ini pihaknya tengah melakukan bersih-bersih di tubuh keuangan BUMN. Pasalnya ia mendapati laporan sebanyak 65% dana pensiun (dapen) BUMN bermasalah.
Dalam rangka bersih-bersih, ia secara intens berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan KPK untuk mengusut kasus dugaan korupsi di tubuh perusahaan pelat merah tersebut. Menurutnya, pengungkapan kasus Jiwasraya hanya permulaan karena ada banyak dana pensiun di BUMN lainnya yang juga bermasalah.
"Kemarin saya warning, setelah Jiwasraya, Asabri, sekarang kita mendorong investasi audit untuk dana-dana pensiun BUMN yang kemarin saya melihat bukunya ini 35 persen sehat dan 65 persen sakit. Kita harus antisipasi karena ini bisa angkanya cukup besar," ujar Erick dalam acara rilis hasil Survei Nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI), dikutip dari keterangan resmi BUMN, Senin (23/1/2023).
Merespons hal ini, ia secara tegas mengatakan tidak memberikan toleransi bagi tindakan merugikan keuangan BUMN. Karena salah satu visinya sejak awal, adalah berkomitmen untuk memulihkan kondisi BUMN agar lebih transparan dan profesional.
"Untuk masalah bersih-bersih BUMN, saya rasa saya tidak segan-segan mendorong yang namanya kasus-kasus hukum di BUMN, kasus Jiwasraya dari 2006 itu tidak pernah dilakukan, ketegasan, tetapi Alhamdulillah saya melaporkan kepada Pak Presiden Joko Widodo dan beliau sangat mendukung," tegasnya.
Kasus serupa juga terjadi di tubuh Garuda Indonesia hingga Waskita Beton. Menurut Erick kasus yang terjadi di dua perusahaan tersebut telah berdampak negatif bagi keuangan perusahaan. Ia mengakui bahwa permasalahan tersebut sudah terjadi cukup lama, kendati demikian, ia tetap berkomitmen untuk menyelesaikannya agar tidak merugikan negara dan masyarakat.
![]() Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan dalam acara Topping Off Indoor Multifunction Stadium Gelora Bung Karno, Jakarta pada (13/1/2022). (Tangkapan Layar Youtube KemenPUPR) |
"Waskita Beton ini juga terima kasih teman-teman penegak hukum bisa menginformasikan, karena memang secara data waktu itu kita sudah melihat sepertinya ada penipuan, artinya secara publik waktu itu mengeluarkan rights issue, surat utang atau apalah, saya lupa detailnya, tetapi ternyata penggunaannya tidak benar," lanjut dia.
Ia mengungkapkan, kondisi keuangan BUMN memang mengalami kerugian sejak lama, bahkan saat dirinya baru menjabat sebagai Menteri BUMN. Erick menyebut 70% BUMN mengalami kerugian. Oleh karena itu, dalam rangka aksi bersih-bersih BUMN, ia melakukan perampingan jumlah BUMN dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN. Menurutnya, perampingan ini menunjukkan hasil yang baik dengan meningkatnya kinerja BUMN.
"Laba BUMN ketika saya masuk Rp13 triliun sekarang menjadi Rp125 triliun dan InsyaAllah untuk tahun ini angkanya bisa di atas Rp200 triliun, artinya Pak dari 13 ke 125 hampir 860 persen lebih, nanti masih naik lagi," ungkapnya.
Dari 41 BUMN tersebut, ia memproyeksikan sebanyak 32 BUMN saat ini dalam kondisi yang sehat. Erick mengatakan perbaikan kinerja terletak pada dua kunci utama yakni aspek kepemimpinan di tubuh BUMN dan juga penerapan sistem yang berjalan secara konsisten.
"Ini lah hal-hal yang saya rasa kenapa menerapkan pemilihan orang-orang yang baik di posisi dirut BUMN itu menjadi penting dan memang jangan sampai diintervensi politik, ini yang kita harus jaga," kata Erick.
Ia menyadari bahwa aksi bersih-bersih ini membutuhkan waktu yang lama karena memang sakit di tubuh BUMN sudah terjadi sejak zaman dahulu. Kendati demikian, menurutnya hal ini bisa diselesaikan bertahap dengan memilih pemimpin berdasarkan leadership yang baik dan sistem yang dibangun ini yang akan bisa mengurangi korupsi.
"Tidak mungkin yang namanya perubahan itu berdasarkan hanya leadership, tanpa ada sistem yang dibangun, maupun sebaliknya," pungkas Erick.
[Gambas:Video CNBC]
Gebrakan di BUMN Bawa Erick Thohir Raih Penghargaan Ini
(wur)