Warga China Ramai-Ramai Liburan Imlek, Apa Kabar Covid?
Jakarta, CNBC Indonesia - Warga China mulai melakukan liburan menjelang Tahun Baru Imlek. Lebih dari 2 miliar perjalanan diperkirakan akan dilakukan di seluruh China antara 7 Januari dan 15 Februari 2023.
Hal ini menambah kekhawatiran akan lonjakan baru wabah Covid-19 di Negeri Tirai Bambu tersebut. Tetapi, komentar yang dilaporkan oleh media pemerintah pada Kamis (19/1/2023) malam, Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan, virus itu berada pada tingkat relatif rendah.
Sementara pejabat kesehatan juga mengatakan jumlah pasien Covid di rumah sakit dan dengan kondisi kritis menurun.
"Baru-baru ini, keseluruhan pandemi di negara ini berada pada tingkat yang relatif rendah," kata Sun dalam komentarnya yang dilaporkan oleh kantor berita pemerintah Xinhua, yang dikutip Reuters, Jumat (20/01/2023).
"Jumlah pasien kritis di rumah sakit terus menurun, meski misi penyelamatan masih berat," tambahnya.
Tetapi ada keraguan yang meluas tentang laporan resmi China tentang wabah Covid-19 saat ini. Di mana kasus baru telah membuat rumah sakit dan rumah duka kewalahan sejak Beijing mencabut kontrol ketat nol-Covid bulan lalu.
Perubahan kebijakan itu, yang mengikuti protes bersejarah terhadap pembatasan anti-virus pemerintah yang keras.
Beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa lebih dari satu juta orang akan meninggal akibat penyakit ini di China tahun ini. Perusahaan data kesehatan yang berbasis di Inggris Airfinity memperkirakan kematian akibat Covid-19 dapat mencapai 36.000 sehari pekan depan.
Di sisi lain, regulator internet China mengatakan minggu ini akan menyensor informasi palsu apa pun tentang penyebaran virus yang dapat menyebabkan sentimen suram selama perayaan Tahun Baru Imlek.
(wia)