
BI Temukan 200 Perusahaan Punya 'Tabungan Dolar' Berlimpah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah mengidentifikasi sebanyak 200 perusahaan yang memiliki devisa hasil ekspor (DHE) terbesar di Tanah Air. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Gubernur Senior (DGS) BI Destry Damayanti dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (19/1/2023).
"Hampir 200 perusahaan yang punya potensi hasil ekspor sumber daya alam cukup besar yang butuh tempat placement dana mereka," kata Destry.
Langkah ini merupakan upaya BI untuk menelusuri potensi DHE yang selama ini menjadi sorotan, setelah adanya kekeringan valas pada pertengahan tahun lalu.
Destry mengakui bahwa sejak awal Desember BI sudah terus juga koordinasi dengan pemerintah. Saat itu, BI merasa ada kekhawatiran karena kalau ekspor 2022 cukup tinggi yakni US$ 291 miliar dan surplus neraca perdagangannya mencapai US$ 55 miliar.
"Saat itu ada rasa kenapa ya dana itu gak masuk di perbankan kita. Ternyata ada periode di mana dolar lagi menguat semua negara itu membutuhkan dolar sehingga terjadi persaingan suku bunga antara negara. Bukan hanya antar bank tapi antar negara," ujarnya.
BI mempunyai tanggung jawab atas hal ini karena salah satu mandat BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar dan salah satu syaratnya adalah dengan memiliki pasokan dolar yang mencukupi.
Menyikapi hal ini, BI membuat instrumen baru, yakni operasi moneter valas dengan menawarkan instrumen tenor 1 dan 3 bulan. Namun, instrumen ini akan terus diperluas ke depannya sejalan pengaturan DHE yang baru.
Kemudian, pemerintah juga telah memutuskan untuk merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No.1 Tahun 2019 tentang pengelolaan DHE. Oleh karena itu, BI berharap hal ini akan mendorong DHE kembali ke dalam negeri.
Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menyukseskan rencana ini.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Eksportir Bakal Balik ke RI di Awal 2023