Jelang Panen Raya, Bulog Kebut Impor Beras, Begini Rinciannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, pemasukan beras impor sebanyak 500.000 ton bakal rampung di bulan Februari ini. Hingga Desember 2022, kata dia, realisasi impor beras tercatat sebanyak 57.417 ton.
Sementara, data BPS menunjukkan, sepanjang tahun 2022, Indonesia mengimpor beras sebanyak 429.207, 268 ton. Termasuk di dalamnya adalah beras medium, beras pecah, beras ketan, juga beras Basmati dan Hom mali.
Untuk HS 10063009, merupakan jenis beras yang masuk dalam kategori beras yang bisa diimpor oleh Bulog. Pada bulan Desember 2022 tercatat impornya sebanyak 47.167 ton dan di bulan November 2022 sebanyak 757 ton.
Seperti diketahui, Bulog mendapat penugasan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton pada akhir tahun lalu. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membagi penugasan itu ke dalam 2 tahap izin impor.
Yaitu, 200 ribu ton untuk pemasukan sampai akhir tahun 2022, dan sisanya 300 ribu ton sampai sebelum panen raya musim pertama tahun 2023.
"Bulog hanya dikasih penugasan dari hasil rapat kabinet, yang ditindaklanjuti dengan 3 kali rapat. Ditugaskan melakukan penyerapan 500 ribu ton dari dalam negeri dan 500 ribu ton impor, untuk cadangan beras pemerintah. Realisasi sampai dengan Desember, dalam negeri 993.989 ton dan luar negeri 57.417 ton, " kata Buwas saat rapat dengan DPR, dikutip Rabu (18/1/2023).
"Dengan prediksi Menteri Pertanian dan BPS, Maret sudah mulai panen. Oleh sebab itu, terakhir impor kedatangannya pertengahan Februari. Maret nggak ada lagi barang impor masuk ke Indonesia, Ini yang kita lakukan," tambahnya.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal menambahkan, importasi beras hingga saat ini masih berjalan lancar. Sesuai pernyataan Buwas, dia membenarkan realisasi impor 500 ribu ton beras bakal rampung bulan depan.
"Betul, Maret nanti tak ada lagi pemasukan (beras imp0r)," katanya kepada CNBC Indonesia.
"Sebanyak 200 ribu ton sudah masuk dan 300 ribu ton lainnya otw (on the way/ dalam perjalanan menuju Indonesia). Makanya kami bilang sudah menguasai stok 500 ribu ton (impor)," tambah Iqbal.
Dengan begitu, jelas Iqbal, Bulog memiliki stok awal tahun 2023 sebanyak 800 ribu ton. terdiri dari 500 ribu ton beras impor dan 300 ribu ton hasil penyerapan dalam negeri, termasuk di dalamnya stok akhir tahun 2022.
"Untuk tahun 2023, kami target pengadaan dari penyerapan beras dalam negeri sebanyak 1,2 - 1,4 juta ton. Dan, ditargetkan untuk SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sebanyak 1 juta ton. Bulog sepanjang tahun harus punya stok 1,2 juta ton. Ini formulasi penugasan dari pak Arief (Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi)," papar Iqbal.
(dce/dce)