Heboh TKA China Pukul TKI di Smelter PT GNI, Ini Kata Direksi
Jakarta, CNBC Indonesia - Direksi PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), pengelola smelter nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, akhirnya buka suara terkait maraknya isu beredar bahwa kejadian bentrokan di smelter nikel milik perusahaan bermula dari adanya aksi pemukulan Tenaga Kerja Asing (TKA) terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Berdasarkan keterangan resmi PT GNI, isu yang beredar tersebut tidak benar. Perusahaan pun mengimbau agar masyarakat berhati-hati atas kesimpangsiuran berita yang beredar di publik.
"Perusahaan juga menyatakan bahwa pemberitaan terkait pemukulan atau penganiayaan oleh Tenaga Kerja Asing asal Tiongkok terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang marak di media, termasuk isu terkait adanya kekerasan terhadap pekerja perempuan di GNI, merupakan hal yang tidak benar," ungkap Direksi PT GNI dalam keterangan resmi perusahaan, dikutip Rabu (18/01/2023).
"Perusahaan meminta agar publik/masyarakat berhati-hati dalam mengolah informasi atau berita yang beredar, yang simpang siur, yang berpotensi menimbulkan persepsi yang keliru," imbau perusahaan.
Perusahaan menyebut, aksi demonstrasi yang berakhir ricuh yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2023 lalu berdampak bagi perusahaan dan masyarakat sekitar lokasi proyek GNI, di mana timbul kerugian materiil, imateriel, hingga jatuhnya dua korban jiwa dan sejumlah orang yang luka-luka.
"Korban jiwa tersebut diketahui merupakan 1 (satu) warga negara Indonesia dan 1 (satu) warga negara Tiongkok, keduanya merupakan karyawan kontraktor GNI. Kami, atas nama perusahaan, menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. Bahwa perusahaan telah melakukan penanganan yang sesuai terhadap korban dan telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka mengevakuasi dan menangani korban," jelas perusahaan.
Menimbang saat ini proses investigasi mendalam masih berlangsung dan sedang dilakukan oleh aparat penegak hukum, perusahaan pun mengimbau agar masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang diduga ingin mengganggu ketenteraman dan keamanan usaha GNI di Kabupaten Morowali Utara.
"Saat ini, pihak kepolisian telah melakukan penahanan pihak-pihak yang diduga terlibat dalam aksi demonstrasi yang berakhir ricuh tersebut, dan setiap tindak pidana akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," tulisnya.
Seperti diketahui, atas kejadian bentrokan yang berujung maut ini, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyebutkan pihaknya sudah mengamankan sebanyak 71 orang pelaku pengrusakan fasilitas smelter dan 17 orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Beberapa pelaku pengrusakan saat ini sudah diamankan, kurang lebih ada 71 yang telah diamankan, dan 17 orang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Listyo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Senin (16/1/2023).
Kapolri mengungkapkan bahwa bentrokan dipicu karena adanya provokasi untuk ajakan mogok kerja dan ada beberapa peristiwa terkait masalah industrial yang tengah dirundingkan saat itu.
Namun kemudian, tiba-tiba muncul informasi seolah-olah Tenaga Kerja Asing (TKA) melakukan pemukulan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
"Bentrokan yang terjadi di perusahaan smelter GNI ini dipicu karena adanya provokasi yang muncul karena ada ajakan mogok kerja dan ada beberapa peristiwa yang terkait dengan masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan dan kemudian muncul viral seolah-olah telah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap TKI inilah yang kemudian memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan," jelasnya.
(wia)