CNBC Insight
Nah! Ini Sosok 'Doktor Kiamat' yang Ramalannya Sering Benar

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 7 September 2006, di forum yang diselenggarakan International Monetary Fund (IMF), seorang ekonom bernama Nouril Roubini menyuarakan gagasannya tentang krisis di masa depan.
Saat itu, Roubini tidak setenar ekonom lain, tetapi dia berani memperingatkan kalau Amerika Serikat dan dunia dalam beberapa bulan atau tahun ke depan akan mengalami krisis ekonomi.
Menurutnya, harga minyak akan meroket dan kepercayaan konsumen di segala sektor akan menurun. Dampaknya membuat dunia masuk ke jurang resesi yang dalam. Lebih dari itu, dia bahkan berani menyebut sistem keuangan global dan berbagai bank dan lembaga keuangan juga akan lumpuh.
Roubini mendasarkan prediksinya pada spesifikasi ekonomi makro AS. Terutama ihwal meningkatnya defisit neraca berjalan dan kebijakan moneter yang terlalu longgar hingga menimbulkan gelembung aset.
Penonton jelas skeptis, bahkan meremehkan. Bisa-bisanya ada ekonom seperti peramal yang mampu melihat situasi ekonomi masa depan.
"Saat Roubini turun dari mimbar setelah ceramahnya, moderator acara menyindir, "Saya pikir mungkin kita perlu minuman keras setelah itu." Orang-orang tertawa bukan tanpa alasan," tulis New York Times.
Mereka percaya kalau hal itu tidak akan terjadi. Sebab, kala itu ekonomi masih baik: pengangguran dan inflasi rendah, meski harga minyak naik dan pasar perumahan melemah. Sampai acara selesai, ucapan Roubini tetap dianggap bualan semata. Tidak ada yang menseriusinya.
Bahkan, Roubini dikucilkan oleh rekan-rekannya karena dianggap orang gila yang menakut-nakuti.
Sampai akhirnya, setahun kemudian situasi berubah. Ekonomi dunia runtuh dan memasuki krisis pertama abad ke-21. Ini sesuai apa yang disampaikan Roubini tahun 2006. Ekonom itu kemudian dicari banyak orang karena kebenaran prediksinya. Dari sini, dunia mengetahui nama Noueriel Roubini.
Sejak saat itu, kehidupan Roubini tak lagi sama. Dia kemudian dikenal lebih dari sekedar ekonom lulusan Harvard, melainkan 'Doktor Kiamat' atau 'Doctor Doom'. Sebutan ini disematkan karena dia selalu pesimis alias kerap memprediksi kemungkinan keruntuhan ekonomi di masa depan.
Roubini memiliki bidang kajian pasar negara berkembang. Dia menghabiskan sebagian besar karirnya untuk mempelajari negara-negara yang mengalami kegagalan ekonomi yang ekstrim, seperti Rusia, Argentina, Meksiko, Thailand dan negara-negara lain yang terdampak krisis ekonomi 1997.
Menariknya, dia menggunakan pendekatan historis atau sejarah untuk menganalisis pola ekonomi dan pasar dari negara berkembang. Karena beranjak dari sejarah dia mampu memprediksi situasi ekonomi masa depan akibat melihat pola kesamaan yang terulang.
Berkat keberhasilannya memprediksi krisis ekonomi 2008, banyak pihak yang memintanya untuk 'memprediksi' situasi ekonomi di masa depan. Dia lantas mendirikan lembaga konsultan ekonomi Roubini Macro Associates LLC. Dari sini, dia pun banyak menerima penghargaan bergengsi, salah satunya masuk ke dalam 100 ekonom terbaik dunia tahun 2013.
Tahun ini, Nouriel Roubini kembali buka suara soal ramalan perekonomian dunia pada 2023. Menurutnya, dunia di tahun ini sedang mengarah pada stagflasi dan juga resesi. Lebih lanjut, seperti dipaparkan CNBC Indonesia, Roubini juga memperingatkan potensi perang dagang antara Barat dengan sekelompok kekuatan 'revisionis' yaitu Rusia, China, Iran, dan Korea Utara.
Hal ini dapat mengarah pada fragmentasi globalisasi dan relokalisasi rantai produksi dan meningkatkan potensi ancaman yang luas. Terlepas dari anggapan pesimis, pandangan Roubini justru harus dijadikan sebagai ajang persiapan
[Gambas:Video CNBC]
'Doktor Kiamat' Nouriel Roubini: PD III Sudah Dimulai
(mfa/haa)