Kapolri Bongkar Biang Kerok Bentrokan Maut di Smelter PT GNI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Senin, 16/01/2023 18:42 WIB
Foto: Keterangan Pers Kapolri, Kantor Presiden, 14 Oktober 2022 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Listyo Sigit Prabowo membeberkan pemicu terjadinya bentrokan maut antarpekerja di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Bentrokan pekerja lokal dan pekerja asing di smelter PT GNI ini terjadi pada Sabtu (14/01/2023) malam yang berujung pada setidaknya dua orang dikabarkan meninggal dunia.

Kapolri Listyo Sigit mengungkapkan bahwa bentrokan dipicu karena adanya provokasi untuk ajakan mogok kerja dan ada beberapa peristiwa terkait masalah industrial yang tengah dirundingkan saat itu.


Namun kemudian, tiba-tiba muncul informasi seolah-olah Tenaga Kerja Asing (TKA) melakukan pemukulan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

"Bentrokan yang terjadi di perusahaan smelter GNI ini dipicu karena adanya provokasi yang muncul karena ada ajakan mogok kerja dan ada beberapa peristiwa yang terkait dengan masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan dan kemudian muncul viral seolah-olah telah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap TKI inilah yang kemudian memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan," papar Listyo saat konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/01/2023).

Dia menyebut, ajakan mogok kerja ini mulanya menimbulkan pro dan kontra, karena ada yang setuju dengan aksi mogok kerja, tapi ada juga yang tidak setuju. Namun kemudian, muncul paksaan untuk melakukan mogok kerja.

"Jadi di peristiwa yang terjadi awalnya adalah adanya ajakan mogok dari karyawan yang menimbulkan pro dan kontra dan ada upaya pemaksaan, sehingga di situ muncul lah ditolak dan diviralkan dan diprovokasi bahwa terjadi pemukulan dari TKA terhadap TKI," jelasnya.

Kapolri mengatakan, saat ini terdapat 1.300 tenaga kerja asing yang memiliki keterampilan teknis dan 11.000 tenaga kerja Indonesia. Namun ke depannya, lanjutnya, jumlah tenaga kerja Indonesia akan bertambah menjadi 30.000 orang.

"Jadi tugas TKA di situ selain menangani hal-hal yang bersifat sangat teknis juga melakukan transfer knowledge terhadap TKI yang ada. Kita lihat di situ juga didirikan Politeknik untuk melaksanakan atau memberikan transfer knowledge terhadap TKI yang ada. Jadi, terkait dengan isu provokasi yang ada, saya luruskan situasi sebenarnya tidak seperti itu," paparnya.

Akibat kejadian ini, pihak kepolisian telah mengamankan 71 orang dan 17 orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Dan saat ini personel pengamanan, baik dari TNI dan Polri, sampai dengan saat ini telah diturunkan perawat 548 orang dan akan kita tambah lagi dengan dua SSK Brimob dari pusat. Berdasarkan info terakhir bahwa perusahaan smelter GNI akan memulai kegiatan operasionalnya kembali besok pagi," tuturnya.

Dirinya pun mengimbau agar masyarakat dan pekerja tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak jelas.

"Oleh karena itu, tentunya ini saya imbau kepada seluruh masyarakat juga seluruh karyawan untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum tentu jelas barangnya. Kemudian terkait dengan masalah-masalah hubungan industrial yang bisa diselesaikan secara aturan undang-undang tentunya tahapan itu silakan untuk dijalankan," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga mengungkapkan akar masalah dari tragedi bentrokan pekerja di smelter yang dikelola PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) ini.

Ida menyebut akar masalah dari insiden ini karena adanya tuntutan dari pengunjuk rasa yang belum direspons oleh pihak pengusaha.

"Akar masalah ada beberapa tuntutan, yang disampaikan kepada perusahaan yang belum direspons, sehingga memicu terjadinya unjuk rasa yang berakhir pada anarkis. Jadi, ini pada persoalan yang belum direspons dengan baik oleh pihak perusahaan," kata Ida.

Sebagai informasi, smelter PT GNI ini mengolah bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas 1,9 juta ton per tahun.

Operasional smelter nikel PT GNI ini sempat diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Desember 2021. Adapun teknologi yang digunakan yakni Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan mengembangkan 25 jalur produksi.

Lantas, siapakah pemiliknya?

Setelah ditelusuri CNBC Indonesia, ternyata PT GNI ini dimiliki oleh perusahaan baja China, yakni Jiangsu Delong Nickel Industry Co. Ltd.

Jiangsu Delong Nickel ini tercatat memiliki 9.300 karyawan, termasuk 2.470 pekerja di smelter Indonesia. Selain itu, perusahaan juga mempekerjakan 500 insinyur dan teknisi.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dugaan Pemerasaan Tenaga Asing, KPK Panggil 3 Mantan Menaker