
Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar China, Ada Zat Mengerikan

Jakarta,CNBC Indonesia - Sampai saat ini komplek pemakaian Kaisar pertama China, Qin Shin Hua, terletak di Distrik Lintong, Xi'an, Provinsi Shaanxi, China belum pernah diungkap. Tidak pernah ada orang yang mengintip ke dalam makam ini selama lebih dari 2.000 tahun, ketika kaisar yang ditakuti terkubur di dalamnya.
Alasan utama di balik ketakutan ini adalah karena para arkeolog khawatir tentang bagaimana penggalian bisa merusak makam sehingga kehilangan informasi sejarah yang penting.
Sosok Qin Shin Hua fenomenal dengan hasrat ingin abadi di dunia. Padahal kematian adalah kepastian yang tidak dapat dihindari oleh setiap makhluk hidup.
Qin Shin Hua bukan orang sembarangan. Dia adalah kaisar pertama China dan perintis Dinasti Qin. Dia berkuasa pada 221 SM atau di usianya yang baru 13 tahun. Kekaisaran Cina di bawah kepemimpinan dia berhasil melakukan pencapaian besar.
Pertama-tama, Qin membangun angkatan perang yang optimal. Angkatan perang ini kemudian menjadi ujung tombak kejayaan Kekaisaran China. Berkat militer yang baik, Qin berhasil melakukan perluasan wilayah dan menyatukan seluruh kekaisaran-kekaisaran lokal di seantero Cina menjadi satu kekaisaran tunggal. Tercatat wilayahnya sampai ke Hong Kong dan Mongolia.
Saking luas wilayahnya, Qin membuat jalan raya yang terintegrasi. Ini dimaksudkan untuk mempermudah mobilitas. Tak hanya itu, dia juga tercatat membuat sistem penyetaraan alat tukar dan pengukuran pertama di dunia. Dan yang paling besar, dia memerintahkan pembangunan benteng besar yang kini dikenal sebagai Tembok Besar China. Benteng yang berdiri sepanjang 21.196 km, setara tiga kali bolak-balik Aceh-Merauke, ditunjukkan untuk menahan serangan suku bar-bar dari Utara China.
Dilansir BBC, kesuksesan dan kejayaan Qin membuatnya punya pikiran nyeleneh: melawan takdir dengan hidup abadi, alias tak ingin mati. Bagi Qin, kematiannya membuat imperialisme China berakhir. Layaknya puisi Chairil Anwar, Qin ingin hidup 1.000 tahun lagi.
Untuk merealisasikan ini, dia memerintahkan pejabat, ilmuwan, dan penjelajah Cina untuk pergi ke luar negeri mencari ramuan ajaib panjang umur. Sampai akhirnya, satu diantara mereka menemukan ramuan yang konon membuat raja kuno hidup 10 ribu tahun. Caranya dengan menenggak merkuri.
Qin lantas percaya dan segera meniru hal serupa. Dia tidak tahu kalau merkuri adalah zat berbahaya. Dia lantas memodifikasi sedikit dengan mencampurkan merkuri ke cairan fermentasi anggur dan madu. Ramuan ini kemudian rutin diminumnya.
Mengutip tulisan Reza Afshari dalam "Mercury Poising, Emperor Qin Shi Huang and his Terracotta Army" (2019), beberapa waktu setelah rutin menenggak ramuan itu, Qin mengalami delusi. Delusi adalah kondisi di mana penderitanya tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak. Dan tak lama setelah mengalami ini, Qin kemudian bertemu dengan ketakutan terbesarnya, yakni kematian.
Alih-alih berusia 1.000 tahun, Qin justru meninggal di usia yang sangat muda, yakni 49 tahun.
Berdasarkan studi kontemporer, saat merkuri diserap tubuh, terjadi reaksi yang membuat fungsi syaraf terganggu hingga berujung pada kelumpuhan dan kematian. Inilah yang terjadi pada Qin. Jika dalam dosis banyak, seperti tindakan Qin, maka akan cepat pula reaksi yang ditimbulkan terhadap tubuh manusia.
Obsesi Qin untuk tetap abadi tak berhenti sampai di situ. Obsesi ini diteruskan penguasa lain dengan membanjiri area bawah tanah pemakaman Qin dengan merkuri. Tujuannya agar makamnya tidak terjamah dan tidak dirusak sama sekali.
Dalam studi "Mercury as a Geophysical Tracer Gas - Emissions from the Emperor Qin Tomb in Xi´an Studied by Laser Radar" (Nature, 2020), berdasarkan pencitraan laser terungkap kalau udara di rea pemakaman dia sangat tercemar oleh merkuri. Tak hanya udara, tanah di gundukan pemakaman juga mengandung konsentrasi merkuri jauh di atas batas normal dan tempat lain di sekitarnya. Fakta ini membuat para arkeolog percaya kalau tubuh kaisar pertama itu tergeletak di tengah genangan merkuri yang luas.
Atas dasar inilah, sejak meninggal tahun 210 SM dan ditemukan kembali makamnya pada 1974, peristirahatan terakhir Kaisar Qin tak bisa dibongkar. Dikhawatirkan kandungan merkuri akan merusak tubuh para peneliti, sekaligus juga merusak makam yang telah berumur ribuan tahun itu. Karena ini, cita-cita Qin untuk tetap "abadi" tercapai, meski rohnya sudah entah kemana.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]