Menteri Jokowi Pamer Produksi Padi di Atas Target, Kok Impor?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim, produksi padi nasional tahun 2022 melampaui target. Di satu sisi, pemerintah justru membuka impor beras hingga 500 ribu ton.
Seperti diketahui, pemerintah memerintahkan Perum Bulog mengimpor 200 ribu ton beras di tahun 2022 lalu dan 300 ribu ton di tahun 2023. Meski impor tahun 2022 tak sampai 70 ribu ton.
Dan, menugaskan Bulog menyelesaikan realisasi pemasukan 500 ribu ton hingga sebelum masuk musim panen raya tahun. Yang diharapkan bisa menekan harga beras di dalam negeri yang terus meningkat sejak tahun lalu.
"Capaian produksi komoditas utama pertanian tahun 2022, padi 55,44 juta ton. Atau 101,61% dari target 54,56 juta ton," kata Syahrul saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (16/1/2023).
Di mana, target padi disesuaikan dengan target revisi Desember 2022. Dan realisasi padi berdasarkan kerangka sampel area (KSA) BPS amatan bulan Desember 2022.
"Untuk capaian output Kementerian Pertanian, pengembangan padi 965.580 hektare. Atau 100,23% dari target 963.388 hektare," kata Syahrul.
Data realisasi itu adalah hingga 31 Desember 2022.
Harga Terus Menanjak
Sementara itu, harga beras hari ini, Senin (16/1/2023 pukul 12.18 WIB), terpantau masih terus naik.
Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga rata-rata nasional beras premium naik Rp50 jadi Rp13.200 per kg di tingkat pedagang eceran. Padahal, harga pada 9 Januari 2023 masih di Rp13.000 per kg.
Harga tertinggi beras premium hari ini dilaporkan di Kalimantan Selatan, mencapai Rp17.700 per kg dan harga terendah di Sulawesi Selatan, yakni Rp11.620 per kg.
Sedangkan, harga beras medium hari ini untuk rata-rata nasional tercatat naik Rp10 jadi Rp11.600 per kg di pedagang eceran. Padahal, tanggal 9 Januari pekan lalu masih di Rp11.470 per kg.
Harga terendah beras medium hari ini dilaporkan terjadi di Sulawesi Selatan dengan Rp10.380 per kg dan tertinggi di Sumatra Barat dengan Rp13.590 per kg.
(dce/dce)