Jokowi Akan Larang Ekspor Tembaga, Gimana Nasib Freeport?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 13/01/2023 15:20 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis, 1 September 2022. Di Grasberg, Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Museum Bunaken untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah pertambangan PTFI. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menutup keran ekspor bahan mineral mentah pada pertengahan tahun ini. Komoditas konsentrat tembaga masuk dalam daftar mineral mentah yang akan dilarang untuk diekspor.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa aturan terkait larangan ekspor mineral mentah sebelumnya telah diatur dalam Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba).

"Kan sudah ada aturannya (larangan ekspor)," kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (13/1/2023).


Sementara itu, kebijakan larangan ekspor mineral ini belum diimbangi dengan rampungnya fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) baru tembaga di dalam negeri. Setidaknya, saat ini PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara tengah merampungkan proyek smelter yang diperkirakan baru selesai pada 2024.

Lantas, bagaimana nasib Freeport dan Amman Mineral yang tengah membangun smelter tersebut? Apakah pemerintah juga akan mengenakan larangan ekspor konsentrat tembaga kepada mereka?

Merespons hal tersebut, Arifin belum dapat memastikan apakah perusahaan yang masih mengerjakan proyek smelter akan diberikan relaksasi ekspor. Namun yang pasti, menurutnya pemerintah masih akan melihat progres pembangunan proyek smelter perusahaan-perusahaan tersebut.

"Lihat progresnya, kalau progresnya betul," ujarnya.

Sebelumnya, PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan komitmennya untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait hilirisasi mineral mentah di dalam negeri. Hal tersebut merespons rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bakal melanjutkan pelarangan ekspor mineral mentah seperti konsentrat tembaga pada pertengahan tahun ini.

Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia Riza Pratama menjelaskan pihaknya mendukung penuh terkait program hilirisasi yang terus digencarkan pemerintah.

Bahkan, perusahaan saat ini sedang mengembangkan investasi besar dalam pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) di kawasan industri JIIPE, Gresik.

"Aktivitas pembangunan sebelumnya terbatas akibat pandemi, namun saat ini kami membuat kemajuan yang sangat baik dalam menyelesaikan proyek secepat mungkin," ujar Riza kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/1/2023).

Riza mengatakan, konstruksi proyek smelter sendiri ditargetkan dapat selesai secara substansial pada akhir 2023, dengan peningkatan produksi pada 2024. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus menunjukkan komitmen perusahaan terhadap inisiatif ini dan akan bekerja sama dengan Pemerintah.

"Penting bagi semua pemangku kepentingan untuk menjaga operasi penambangan sementara pembangunan kapasitas smelter terus berjalan," kata dia.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tambang Kerap Diterpa Isu Lingkungan, Begini Saran DPR