
Penampakan Kerusakan Imbas Kerusuhan di Mahkamah Agung Brasil
Para demonstran menyuarakan penolakan mereka atas hasil putaran kedua pemilihan presiden pada 30 Oktober lalu.

Hakim Mahkamah Agung Brasil Gilmar Mendes berjalan mengelilingi gedung MA untuk melihat kondisi yang hancur akibat menjadi sasaran kerusuhan anti-demokrasi Brasil. (Mateus Bonomi/Anadolu Agency via Getty Images)

Hal ini dilakukan oleh pendukung mantan presiden yang kalah dalam pemilihan umum, Jair Bolsonaro. Bukan hanya menduduki Istana Presiden, mereka juga menyerbu kongres dan Mahkamah Agung. (Mateus Bonomi/Anadolu Agency via Getty Images)

Presiden saat ini, yang berasal dari sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, segera mengumumkan darurat dengan intervensi keamanan federal di ibu kota Brasilia. Langkah itu ditetapkan hingga 31 Januari. (CARL DE SOUZA/AFP via Getty Images)

Tampak sebuah patung di ikat dengan garis polisi yang melingkari area gedung Mahkamah Agung yang rusak. Dalam konferensi pers, ia menyalahkan Bolsonaro. Ia pun mengeluh tentang kurangnya keamanan di ibu kota, seraya mengatakan pihak berwenang telah membiarkan kelompok "fasis" dan "fanatik" membuat kekacauan. (CARL DE SOUZA/AFP via Getty Images)

Lula sendiri memang memenangkan Pemilu 30 Oktober. Namun pengunjuk rasa berdalih, Lula yang memenangkan putaran kedua dengan skor tipis 50,9% melawan 49,1 %, curang. (Mateus Bonomi/Anadolu Agency via Getty Images)

Rekaman media sosial menunjukkan bagaimana perusuh mendobrak pintu dan jendela untuk memasuki gedung Kongres. Kemudian mereka mengalir masuk secara massal. (Mateus Bonomi/Anadolu Agency via Getty Images)

Mereka kemudian mengotori kantor anggota parlemen dan menggunakan mimbar speaker di lantai badan legislatif sebagai seluncuran. Di saat yang sama, mereka meneriakkan hinaan yang ditujukan kepada anggota parlemen yang tidak hadir. (Mateus Bonomi/Anadolu Agency via Getty Images)

Setelah mengacak-acak kongres, mereka juga menyerbu mahkamah agung dan istana presiden. Operasi besar-besaran masih dilakukan untuk mengevakuasi para demonstran dari istana kepresidenan Planalto dan Mahkamah Agung. Polisi anti huru hara diterjunkan dengan menunggang kuda, meriam air, dan bom gas air mata yang ditembakkan dari helikopter untuk melawan mereka. (CARL DE SOUZA/AFP via Getty Images)