Misteri Pasar Glodok Sepi & Pengunjung Hilang, Ini Pemicunya

Martya Rizky, CNBC Indonesia
11 January 2023 09:40
Mall Glodok City sepi pengunjung. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Mall Glodok City sepi pengunjung. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak memasuki pintu kaca dari Pasar Glodok atau juga dikenal Glodok City, Jakarta Barat, yang terdengar bukanlah suara percakapan antara pedagang dan pembeli, melainkan suara selotip (kret, kret, kret...) yang ditarik oleh para pedagang untuk merekatkan kardus, sebagai proses pengemasan barang.

Berdasarkan hasil pantauan CNBC Indonesia di lokasi, Selasa (10/1/23) kondisi gedung tampak sudah sangat lusuh dan ketinggalan zaman. Tak hanya itu, kondisi langit-langit gedung juga banyak yang bolong, eskalator tak berfungsi, kios-kios yang lebih dari setengahnya tutup, debu pada lantai dibiarkan menebal hingga lengket, pencahayaan yang minim, sampai dengan pendingin ruangan yang seperti sudah tidak berfungsi sehingga menambah kesan menyeramkan di dalam gedung ini.

Apalagi pada lantai 4 dan 5, suasana sepi, hampir bisa dikatakan kosong, dan lenggang membuat gedung tua ini terasa sangat horor. Hanya ada beberapa kios yang masih buka, dan itu pun dijadikan pemiliknya sebagai gudang penyimpanan barang serta tempat untuk melakukan pengemasan.

Salah satunya kios milik Ian, tiga unit kios yang dijadikan satu di lantai 4, digunakan sebagai tempat menyimpan barang dan melakukan pengemasan. Ian mengatakan, hal serupa banyak dilakukan oleh pemilik kios lainnya.

Mall Glodok City sepi pengunjung. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Mall Glodok City sepi pengunjung. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Mall Glodok City sepi pengunjung. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Sekarang pengunjung yang datang langsung untuk beli itu udah jarang. Sehari nggak menentu, kadang ada penjualan langsung, kadang juga nggak ada. Rata-rata penjualan dari online. Paling yang datang itu yang memang sudah langganan. Toko-toko di sini juga kayak gitu," kata Ian kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/1/2023).

Adapun demikian, penjualan yang dilakukan secara online atau daring, katanya, sudah kerap dilakukan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sehingga mengakibatkan kios-kios di sekitar Ian hampir semuanya sudah tutup, dan menjadi kios-kios kosong.

"Sejak Covid mulai kosong ini. Pas Covid kan pada di rumah, ada juga yang pindah ke Harco, tapi ada juga yang ke ruko. Tapi ya semenjak Covid kan mereka jadinya buka di rumah, udah nyaman di rumah jadi kosong kios-kios di sini," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Agus, seorang petugas keamanan di Glodok City. Ia mengatakan bahwa kosongnya kios-kios di Glodok City ini mulai terjadi sejak pandemi Covid-19. Menurutnya, kios tersebut tutup karena sang pemilik ataupun penyewa kios collapse dalam bisnisnya sehingga tak dapat melanjutkan berjualan di area Glodok City.

"Selama Corona pokoknya banyak online saja. Sebelum Corona kios-kios masih pada buka. Karena Corona kemarin sebagian toko ada yang goyang, makanya ada banyak yang tutup. Pas waktu Corona pada collapse," ujar Agus.

Beralih ke lantai 3, Glodok City memiliki Pujasera atau foodcourt di dalamnya, namun area makan ini ternyata juga sudah ditinggalkan para pengunjung sejak pandemi Covid-19 melanda.

Salah seorang pemilik toko makanan dan minuman di lantai 3 Glodok City, Ali mengatakan bahwa semenjak pandemi sudah tidak ada lagi pengunjung yang datang untuk makan di sana, kios-kios juga mulai tutup sejak saat itu.

"Pengunjung sudah jarang datang. Paling saya ngelayanin orang-orang yang punya toko di sini saja. Sepi ini. Dulu terakhir ada pengunjung itu pas sebelum Covid. Ini juga toko pada tutup karena Covid, dulu ini ramai," ujar Ali.

Ali menyebut, area makan ini dulunya dipenuhi oleh puluhan toko makanan dan minuman, namun kini hanya tersisa empat toko saja yang masih buka.

Sementara itu, Arifal, seorang manajemen pengelola Glodok City membenarkan bahwa fenomena hilangnya para pengunjung dan penyewa kios di pusat perbelanjaan ini terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020 silam.

"Kalau ini sih kita sepi mulai dari sejak pandemi Covid-19," katanya.

Namun demikian, Arifal tidak bisa menjawab terkait kebijakan revitalisasi bangunan yang sudah tua dan lusuh ini, sebab seluruh kebijakan tersebut berada di kantor pusat pemerintah daerah DKI Jakarta.

"Kita nggak tahu ya, karena itu programnya pusat. Kita hanya mengoperasionalkan saja di sini. Revitalisasi mungkin sudah dibicarakan oleh pemerintah DKI, namun kita masih belum dengar kapan dan seperti apanya," pungkasnya.

Untuk diketahui, sejak tahun 2001 Pasar Glodok diambil alih pemerintah daerah DKI Jakarta sebagai unit pasar besar untuk direkonstruksi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular