Internasional
Bos The Fed Beri 'Kode Baru' soal Tangani Inflasi, Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell memberi pidato terbarunya, Selasa waktu setempat. Ia menekankan bank sentral harusnya bebas dari "politik" saat menangani inflasi yang terus menerus tinggi.
Ia mengatakan menstabilkan harga membutuhkan pengambilan keputusan sulit yang secara politik tidak populer. Hal itu diutarakannya dalam sebuah forum yang membahas independensi bank sentral.
"Stabilitas harga adalah landasan ekonomi yang sehat dan memberikan manfaat yang tak terukur kepada publik dari waktu ke waktu," katanya dikutip CNBC International, dikutip Rabu (11/1/2023).
"Tetapi memulihkan stabilitas harga ketika inflasi tinggi mungkin memerlukan langkah-langkah yang tidak populer dalam jangka pendek karena kita menaikkan suku bunga untuk memperlambat perekonomian," tambahnya.
"Tidak adanya kontrol politik langsung atas keputusan kita memungkinkan kita untuk mengambil tindakan yang diperlukan ini, tanpa mempertimbangkan faktor politik jangka pendek," tegasnya.
Pidato ini diyakini tidak mengandung petunjuk langsung tentang ke mana arah kebijakan The Fed selanjutnya. Tapi perlu diketahui, tahun lalu, Fed menaikkan suku bunga tujuh kali sepanjang tahun dengan total 4,25 poin persentase.
Di Desember, The Fed memang menaikkan siku bunga 0,5%, menjadi 4,25%-4,5%. Kebijakan tersebut melanjutkan siklus kenaikan suku bunga paling agresif dalam 40 tahun terakhir, ke level tertinggi dalam 15 tahun.
Meski begitu, kenaikan 50 basis poin tersebut lebih rendah dari empat kenaikan suku bunga sebelumnya. Yaitu kenaikan 75 basis poin.
Ini sempat membuat pasar pun bertanya-tanya. Apakah di masa mendatang The Fed akan melanjutkan menaikkan suku bunga dengan nilai yang lebih kecil.
Tapi dalam risalah pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) terbaru, The Fed kembali memberikan sinyal hawkish terkait kebijakan moneternya. Para pejabat melihat tingkat suku bunga akan lebih tinggi untuk "beberapa waktu ke depan" guna memerangi inflasi sampai lebih banyak kemajuan dibuat.
Di sisi lain pada pertemuan yang sama, ia pun menyerukan pandangan anggota parlemen agar bank sentral menggunakan kekuatan pengaturannya untuk mengatasi perubahan iklim. Khusus ini, Powell mengatakan bahwa Fed "pada prinsipnya tidak mengejar manfaat sosial ... yang tidak terkait erat dengan tujuan dan otoritas undang-undang".
"Keputusan tentang kebijakan untuk secara langsung mengatasi perubahan iklim harus dibuat oleh cabang pemerintahan terpilih dan dengan demikian mencerminkan keinginan publik seperti yang diungkapkan melalui pemilihan," katanya.
"Tetapi tanpa undang-undang kongres yang eksplisit, tidak pantas bagi kami untuk menggunakan kebijakan moneter atau alat pengawasan kami untuk mempromosikan ekonomi yang lebih hijau atau untuk mencapai tujuan berbasis iklim lainnya," tegasnya.
"Kami bukan, dan tidak akan menjadi, 'pembuat kebijakan iklim," jelasnya lagi.
Powell sendiri menjadi pemimpin Fed sejak mantan Presiden Donald Trump berkuasa. Di mana Trump 'merobek' bank sentral ketika menaikkan suku bunga selama pemerintahannya.
Di masa Presiden Joe Biden, gangguan politik cenderung minim. Biden sebagian besar menolak mengomentari langkah Fed sambil mencatat bahwa itu tanggung jawab bank sentral untuk mengatasi inflasi.
[Gambas:Video CNBC]
The Fed Kerek Suku Bunga 75 Bps ke Level Tertinggi 14 Tahun
(sef/sef)