Internasional

Sosok Ini Buat Putin Mau Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

sef, CNBC Indonesia
06 January 2023 13:00
Patriark Ortodoks Rusia Kirill memimpin upacara pemakaman untuk imam agung Mikhail Vasilyev, pendeta militer yang meninggal di Ukraina selama akhir pekan, di katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow pada 9 November 2022. - Mikhail Vasilyev terbunuh pada pagi hari tanggal 6 November
Foto: Patriark Ortodoks Rusia Kirill memimpin upacara pemakaman untuk imam agung Mikhail Vasilyev, pendeta militer yang meninggal di Ukraina selama akhir pekan, di katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow pada 9 November 2022. (Dok. File - AFP/SERGEY VLASOV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Vladimir Putin dilaporkan mengumumkan gencatan senjata sementara perang Rusia-Ukraina. Hal tersebut berlangsung Jumat (6/1/2023) ini hingga Sabtu (7/1/2023).

Alasannya karena perayaan Natal umat Kristen Ortodoks yang berlangsung pekan ini. Namun itu juga terjadi setelah, sekutu kuatnya mendesaknya.

Ia adalah pemimpin Ortodoks Rusia, Patriark Kirill. Kepala gereja itu menyerukan kedua belah pihak yang berperang di Ukraina untuk melakukan gencatan senjata Natal.

"Saya, Kirill, Patriark Moskow dan seluruh Rusia, memohon kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghentikan tembakan dan menetapkan gencatan senjata Natal dari pukul 12:00 pada 6 Januari hingga 24:00 pada 7 Januari," katanya Kamis (5/1/2023) waktu setempat dikutip Reuters.

"Sehingga orang-orang Ortodoks dapat menghadiri kebaktian pada Malam Natal dan Hari Natal," katanya.

Bak gayung bersambut, seruan Kirill langsung dijawab Putin. Atas dasar saran Kirill, ujar Putin, ia memerintahkan gencatan senjata sementara di Ukraina pada malam Natal.

"Dengan mempertimbangkan seruan Yang Mulia Patriark Kirill, saya menginstruksikan Menteri Pertahanan Federasi Rusia untuk memperkenalkan gecatan senjata dari pukul 12:00 pada 6 Januari 2023 hingga 24:00 pada 7 Januari 2023 di sepanjang garis kontak antara pihak-pihak di Ukraina," kata Putin, seperti dilaporkan The National.

Gereja Ortodoks Rusia sejauh ini merupakan gereja terbesar dalam persekutuan Ortodoks Timur, yang berpisah dengan Kekristenan Barat pada Skisma Besar tahun 1054. Saat ini gereja tersebut memiliki sekitar 100 juta pengikut di dalam Rusia dan lebih banyak lagi di luar.

Tetapi serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari telah memecah belah dua jemaat Slavia terbesar itu. Gereja Ortodoks Rusia di Rusia diketahui mendukung serangan yang disebut Putin "operasi militer khusus".

Ini memicu perselisihan memang sudah ada dalam Kekristenan Ortodoks Slavia yang telah berlangsung lebih dari seribu tahun sejak akar Rusia dan Ukraina. Semenjak Uni Soviet pecah dan menjadi negara sendiri, Kristen Ortodoks Ukraina memiliki autocephaly atau pemerintahan sendiri.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Putin Sukses Caplok Kota Soledar di Ukraina Timur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular