
Biden Respons Gencatan Senjata Putin, Rusia-Ukraina Damai?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bukan cuma Ukraina yang memberi pernyataan terkait gencatan senjata yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga ikut merespons.
Namun bukan harapan damai yang ia suarakan. Melainkan sebaliknya.
Dikutip AFP, Biden mengatakan perintah Putin hanyalah upaya "menemukan ruang bernapas" dalam upayanya terus menyerna Ukraina. Pernyataan pemimpin Rusia itu yang menjadikan hari raya Natal Orthodoks sebagai alasan gencatan senjata juga tak berdasar.
"Dia siap mengebom rumah sakit ... dan gereja pada 25 Desember dan pada Hari Tahun Baru," kata Biden.
"Saya pikir dia sedang berusaha mencari oksigen," ujarnya.
Ini pun ditimpali juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price. Ia menyambut sinis rencana itu.
"Kami memiliki sedikit kepercayaan pada niat di balik pengumuman ini," tegasnya.
Menurutnya Rusia akan menggunakan jeda untuk "berkumpul kembali, beristirahat dan akhirnya menyerang kembali". Ia mengatakan bahwa Putin mungkin berusaha untuk "membodohi dunia" dengan membuatnya tampak menginginkan perdamaian.
"Tampaknya ini bukan perubahan gelombang perang," tambahnya.
"Jika Rusia benar-benar serius tentang perdamaian, tentang mengakhiri perang ini, itu akan menarik pasukannya dari wilayah kedaulatan Ukraina," jelasnya.
Price kemudian merujuk ke Grup Wagner. Ini adalah kelompok tentara bayaran yang dekat dengan Putin yang berada di bawah sanksi AS.
Kelompok itu disebut mengoordinasikan pembebasan kelompok narapidana Rusia untuk bertempur di Ukraina. Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, muncul dalam sebuah video seraya berbicara kepada sekelompok pria yang terluka dengan wajahnya dikaburkan.
"Kami melihatnya hanya sebagai taktik biadab," kata Price lagi.
"Bahkan jika ada puluhan ribu pasukan yang mungkin berada di bawah kendali Wagner ... ini bukanlah kekuatan yang akan berada dalam posisi untuk mengubah gelombang perang. Ini bukanlah kekuatan yang terlatih," tegasnya.
Sementara Inggris melalui Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan gencatan senjata Rusia selama 36 jam di Ukraina untuk Natal Ortodoks tidak akan melakukan apa pun untuk memajukan prospek perdamaian.
"Rusia harus secara permanen menarik pasukannya, melepaskan kendali ilegal atas wilayah Ukraina dan mengakhiri serangan biadabnya terhadap warga sipil tak berdosa," tulisnya di Twitter.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Beri Pernyataan Khusus AS-Inggris Serang Houthi Bombardir Yaman
