Baru Tahu! Ternyata RI Negara Asia Terlama Ubah Harga BBM

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 04/01/2023 10:15 WIB
Foto: Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Gajah Mada, Jakarta, Selasa (3/1/2023). PT Pertamina (Persero) resmi mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi hari ini, Selasa (03/01/2023). Penurunan harga BBM ini berlaku untuk produk Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite dan Pertamina Dex. Adapun penurunan harga BBM non subsidi ini berlaku mulai Selasa, (3/01/2023) pukul 14.00 WIB. (CNBC Indonesia / Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengusulkan agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi seperti Pertamax (RON 92) yang dijual PT Pertamina (Persero) bisa disesuaikan harganya dalam waktu per minggu bukan bulanan.

Penyesuaian harga BBM non subsidi per pekan itu merujuk seperti yang diterapkan oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya. Karena jika dilihat, ternyata Indonesia menjadi negara Asia yang terlama dalam penyesuaian harga BBM khususnya BBM non subsidi.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menjelaskan, bahwa di Asia Tenggara memiliki periode penyesuaian harga BBM dalam empat tipe yaitu penyesuaian harga BBM seminggu sekali, 10 hari sekali, 2 minggu sekali, dan terakhir 1 bulan sekali seperti yang dijalankan Indonesia saat ini.


Komaidi menilai Indonesia bisa saja ikut penyesuaian harga BBM lebih cepat, dalam seminggu sekali. Namun hal tersebut harus melalui regulasi yang berlaku.

"Bisa saja (penyesuaian harga BBM seminggu sekali) sebetulnya tergantung regulasinya. Kalau di Asia Tenggara itu ada 4 tipe ya, ada yang mingguan, ada yang 10 hari, ada yang 2 minggu, ada yang 1 bulan. Yang 1 bulan kita, jadi kita yang paling lama periodenya," ungkap Komaidi kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (4/1/2023).

Dia menilai, Indonesia bisa membiasakan dengan periode penyesuaian harga BBM dengan harga pasar yang terkini. Namun Komaidi menekankan, penyesuaian harga BBM seminggu sekali bisa dilakukan di Indonesia asalkan pemerintah dan badan usaha konsisten dalam penerapannya.

"Kalau membiasakan bahwa setiap minggu harga berubah kalau (harga) naik juga naik, kalau turun juga turun, lama lama akan terbiasa, asalkan pemerintah dan pelaku badan usaha, dalam hal ini, juga konsisten dalam menerapkan kebijakannya," tegasnya.

Untuk diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sudah seharusnya harga BBM non subsidi seperti Pertamax (RON 92) di Indonesia mengikuti harga pasar.

Dia pun mengatakan, jangan sampai penentuan harga ini tersendat oleh birokrasi. Ketika harga bensin seharusnya sudah turun, namun karena birokrasi, maka harga BBM tidak bisa segera diturunkan.

"Agar harga Pertamax di Indonesia bisa diumumkan tiap minggu supaya sesuai dengan harga pasar, jangan kita terjebak di birokrasi harga bensinnya turun, aturan belum keluar," ungkapnya dalam konferensi pers di gedung BUMN, Senin (2/1/2023).

Erick menjabarkan, aturan yang saat ini berlaku adalah perubahan harga BBM non subsidi dilakukan sebulan sekali. Padahal, BBM Pertamax bukan lah jenis BBM subsidi. "Artinya harga keekonomian," imbuhnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hanif Faisol: Jabodetabek Harus Pakai BBM Standar Euro IV