Dijampi-jampi Erdogan? Inflasi Turki Melambat 64%
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Turki menunjukkan penurunan tajam pada Desember 2022. Ini diprediksi menjadi perkembangan yang dapat membantu posisi Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelum pemilihan umum terbaru.
Institut Statistik Turki mengumumkan Selasa (3/1/2023) bahwa harga konsumen untuk Desember 2022 sebesar 64,27%. Ini turun dari 84,39% yang dilaporkan pada November sebelumnya.
"Ini adalah bulan kedua berturut-turut inflasi Turki mereda setelah mencapai level tertinggi 24 tahun sebesar 85,5% pada Oktober. Penurunan ini dikaitkan dengan efek dasar, dengan indeks tinggi dari tahun lalu secara statistik menurunkan tingkat inflasi," tulis ABC News.
Sementara pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina telah memicu inflasi di seluruh dunia, para ahli mengatakan harga yang lebih tinggi di Turki dipicu oleh keyakinan Erdogan bahwa biaya pinjaman yang tinggi menyebabkan harga yang lebih tinggi. Pemikiran ekonomi tradisional tersebut mengatakan bahwa menaikkan suku bunga membantu mengendalikan inflasi.
Tahun lalu, bank sentral Turki memangkas suku bunga sebesar 5 poin persentase, turun menjadi 9% meskipun inflasi tinggi. Sebaliknya, bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi yang melonjak.
Erdogan, yang menghadapi pemilihan pada Juni mendatang, telah menjanjikan penurunan tingkat inflasi di tahun baru 2023. Ini kemungkinan akan menggembar-gemborkan penurunan harga konsumen selama kampanye pemilihannya.
Menuju pemilihan, Erdogan telah menaikkan upah minimum sebesar 55% untuk meringankan kesulitan ekonomi dan juga mengumumkan kebijakan yang akan memungkinkan lebih dari 2 juta orang untuk pensiun dini. Meskipun ada peringatan akan beban anggaran tambahan dari kebijakan tersebut.
Menurut data resmi, harga konsumen naik 1,2% di Desember secara bulanan, dibandingkan dengan 2,9% pada November. Kenaikan harga tahunan paling tajam terjadi di sektor perumahan, hampir mencapai 80%, diikuti oleh harga makanan dan minuman nonalkohol sebesar 78%.
Sementara itu, beberapa ekonom mempertanyakan sosok lembaga negara. Kelompok Riset Inflasi, yang terdiri dari akademisi dan pakar independen, mengatakan pada Selasa bahwa tingkat inflasi Turki yang sebenarnya untuk Desember adalah 135,55%.
(sef/sef)