
Hasil Verifikasi BBM Subsidi, RI Bisa Hemat Rp 200 Miliar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan hasil capaian kinerjanya selama satu tahun 2022 ini. BPH mencatatkan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar terdapat koreksi hingga Rp 200 miliar.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menyebutkan bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tusi) dari BPH Migas salah satunya adalah verifikasi terhadap volume penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
"Berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan, terdapat koreksi terhadap volume penyaluran JBT minyak solar. Sampai dengan bulan November 2022 telah dilakukan koreksi sebesar 20.086,467 kl atau kurang lebih setara dengan Rp200 miliar," ungkapnya dalam konferensi pers yang dilakukan pada Gedung BPH Migas, Jakarta, Jumat (30/12/2022).
Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro turut menjelaskan bahwa dalam Peraturan Presiden No. 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM), ada sejumlah kriteria konsumen yang berhak menggunakan Solar bersubsidi.
Dia menyebutkan, jika penyalurannya belum tepat maka terdapat koreksi sehingga penyalur harus membayar selisih keekonomiannya.
"Istilahnya gini, dalam Perpres no. 191 itu kan ditetapkan untuk solar jenis penggunaannya. Kalau saat penyalurannya jenis pengguna nggak tepat, nah itu baru koreksi. Jadi yang penyalur tersebut harus membayar sesuai selisih keekonomiannya, tidak menargetkan subsidi," ungkapnya saat ditemui di Gedung BPH Migas, Jakarta, Jumat (30/12/2022).
Sebagai informasi, penyerapan Solar subsidi hingga Desember 2022 diperkirakan mencapai 17,61 juta kl atau 98,76% dari kuota 17,83 juta kl. Adapun penyerapan sampai November 2022 tercatat mencapai 17,47 juta kl atau 98,76% dari kuota.
Kuota Pertalite 29,91 juta kl pada tahun ini sudah ditingkatkan 30% dari kuota awal sebesar 23,05 juta kl. Adapun realisasi penyerapan Pertalite selama Januari-November 2022 tercatat telah mencapai 29,23 juta kl atau 97,73% dari kuota.
Sedangkan untuk konsumsi minyak tanah hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai 0,489 juta kl atau melampaui target (100,82%) dari kuota 0,485 juta kl. Adapun penyerapan hingga November 2022 ini sudah tercatat sebesar 0,485 juta kl atau 100% dari target.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget! Gak Daftar MyPertamina, Isi BBM di Sini Dijatah