
Ratusan Sumur Sukses Dibor di Lapangan Minyak Tertua RI

Pekanbaru, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator Blok Rokan di Riau, menyampaikan lebih dari 400 sumur minyak di Blok Rokan berhasil dibor hingga di pengujung akhir tahun 2022 ini.
Adapun dari jumlah tersebut, sebanyak 391 sumur di antaranya telah memasuki proses produksi atau biasa disebut Put on Production (POP).
Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin mengungkapkan bahwa rencana kerja yang masif dan agresif dilakukan segenap tim untuk meningkatkan produktivitas Blok atau Wilayah Kerja (WK) Rokan.
Utamanya, melalui program pengeboran sumur-sumur produksi baru, pengelolaan kinerja base business untuk menahan laju penurunan produksi alamiah, dan keandalan fasilitas operasi.
"Tentunya pencapaian ini berkat kerja sama dan kerja keras perwira dan mitra kerja PHR, mari kita pertahankan semangat untuk berkontribusi terhadap ketahanan energi nasional," kata Jaffee di Kantor Pertamina Hulu Rokan, Jumat (30/12/2022).
Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti menyampaikan bahwa melalui digitalisasi, PHR dapat melakukan monitoring lebih awal serta mengantisipasi potensi kendala dengan lebih baik. Apalagi potensi hidrokarbon di Blok Rokan masih sangat besar baik potensi migas konvensional, maupun non konvensional.
"Dengan mitigasi risiko yang lebih baik, tentunya kepastian tajak sumur hingga POP dapat lebih terjamin sehingga mempercepat peningkatan produksi WK Rokan," ucap Shinta.
PHR juga melakukan berbagai terobosan agar target sumur baru dapat tercapai. Di antaranya, tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel (simultaneous operation), meningkatkan keandalan peralatan pengeboran, dan menyusun perencanaan yang matang dengan Spirit Sumatera (Sustainable, Massive, To Grow, Efficient, Resilient, Aggressive).
Bahkan perusahaan berhasil memperpendek cycle time POP, yaitu waktu yang diperlukan sejak selesainya pengeboran hingga dilakukan produksi awal. Target rerata POP cycle time sumur Heavy Oil (HO) adalah 20 hari, sementara aktual rerata adalah 11,9 hari.
Target rata-rata siklus waktu POP sumur Sumatra Light adalah 15-20 hari, sementara aktualnya adalah 11,2-11,7 hari. Berbagai upaya terobosan itu sejalan dengan semangat Pertamina untuk meningkatkan produktivitas dengan cara-cara yang efisien.
Jaffee menyebut, produksi minyak di Blok Rokan pada saat ini telah mencapai 164 ribu barel per hari (bph). Ini merupakan capaian tertinggi sejak Pertamina mengambil alih Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia pada 9 Agustus 2021 lalu. Pada saat ini produksi minyak anjlok ke 158,5 ribu bph.
Pertamina sendiri menargetkan produksi Blok Rokan pada tahun ini sebesar 160 ribu bph. Blok Rokan merupakan salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia, dengan kontribusi 24% produksi minyak nasional.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Pertamina Temukan Harta Karun di Sumur Minyak Tua
