La Nina 3 Tahun Berakhir, Ancaman Baru Intai RI di 2023

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
29 December 2022 19:25
dwikorita
Foto: Noval/detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan fenomena cuaca La Nina tiga tahun beruntun atau triple-dip akan berakhir awal 2023. Fenomena La Nina ini telah ada di Indonesia sejak 2020, lalu berlanjut di 2021 hingga 2022.

Ini akan memicu intensitas hujan yang melemah. Curah hujan pada 2023 berpotensi relatif lebih rendah dibanding 2022. Namun, ia memperkirakan kondisi itu bisa memicu permasalahan hidrometeorologi berikutnya. Antara lain kebakaran hutan.

"Potensi kebakaran hutan meningkat karena curah hujan rendah. Kalau curah hujan rendah, konotasinya kering. Sehingga kami berkoordinasi dengan Ibu Siti Nurbaya (Menteri LHK) mulai disiapkan teknologi modifikasi cuaca," katanya dalam konferensi pers, Kamis (29/12/2022).

Dwikorita menegaskan, kondisi ini harus diantisipasi dengan cepat melalui teknologi modifikasi cuaca. Jika tidak maka bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berpotensi terjadi pada periode Juni-September 2023.

"Potensi bencana hidrometeorologi kering mulai terjadi Juni-Juli-Agustus-September, kewaspadaan untuk kering sudah dimulai di bulan April-Mei, bulan-bulan itu bisa terlalu kering," ucap dia.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMKG Punya Peringatan Terbaru soal Cuaca RI, Simak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular