
Beda Dengan Bauksit, Jokowi Relaksasi Ekspor Tembaga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, mulai Juni 2023 pemerintah melarang kegiatan ekspor bijih bauksit ke luar negeri. Pengumuman Presiden Jokowi atas pelarangan itu tak dibarengi dengan pelarangan komoditas lainnya seperti halnya konsentrat tembaga.
Padahal dalam ketentuannya, pelaksanaan ekspor bauksit dan tembaga mulai dilarang pasca tiga tahun Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan diterbitkan.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli memproyeksikan akan ada relaksasi ekspor konsentrat tembaga sampai tahun 2024. Hal tersebut menyusul progres pembangunan smelter PT Freeport Indonesia yang direncanakan akan selesai pada awal tahun 2024.
"Kemungkinan akan ada relaksasi ekspor konsentrat juga sampai tahun 2024. Mengingat bahwa memang belum bisa diolah di dalam negeri." ujar Rizal kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/12/2022).
Menurut Rizal saat ini hanya PT Smelting Gresik yang dapat mengolah konsentrat tembaga di dalam negeri dengan kapasitas 1 juta ton input per tahun dan rencana pengembangannya sebesar 300.000 ton per tahun. Praktis hanya 1,3 juta ton yang bisa diserap di dalam negeri nantinya.
"Jika produksi konsentrat Freeport 3 juta ton per tahun, maka sisanya yang 1,7 juta ton tetap harus diekspor ke luar negeri," kata dia.
Ia menilai pelarangan ekspor tembaga ke luar negeri tentu akan berdampak positif bagi Indonesia karena adanya peningkatan nilai tambah (PNT) di dalam negeri. Terutama penyerapan tenaga kerja, peningkatan devisa, PAD bagi daerah, multiplier effect, dan lainnya.
"Pemerintah harus selalu melakukan promosi agar negara-negara industri mau berinvestasi di Indonesia karena banyak potensi yang bisa digarap dan menarik dari sisi ekonomi terutama di sektor minerba," katanya.
Sebagaimana diketahui, Freeport Indonesia memastikan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga yang berada di Gresik Jawa Timur dapat beroperasi pada 2024 mendatang. Adapun pembangunan proyek di akhir 2022 ditargetkan dapat mencapai 50%.
Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas berharap progres pembangunan proyek smelter dapat mencapai 50% di penghujung akhir tahun ini. Dengan demikian, proyek tersebut dapat beroperasi pada 2024.
"Progres sekarang sudah per akhir November sudah 47,4% diharapkan akhir tahun ini 10 hari lagi itu bisa mencapai 50%. Dan di akhir 2023 ini physical construction mechanical completion sudah selesai tinggal kita commissioning hingga Mei 2024 sudah mulai berproduksi," kata Tony dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Selasa (27/12/2022).
Lebih lanjut, Tony mengungkapkan bahwa PTFI sendiri sebetulnya sudah memiliki satu smelter yakni PT Smelting Gresik dengan kepemilikan saham 40%. Bahkan perusahaan berencana untuk meningkatkan porsi kepemilikan saham menjadi 66%.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambang Berkelanjutan & Hilirisasi Sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi
