Subsidi Mobil Listrik Belum Jelas, Fenomena Ini Muncul Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah belum memiliki jadwal yang pasti untuk penerapan subsidi pembelian kendaraan listrik (elektrifikasi). Di saat bersamaan, ada fenomena konsumen diduga menunda membeli mobil listrik.
Sementara, berhembus kabar penerapannya bakal berlangsung pada Juni tahun 2023 nanti.
"Time frame belum ada, makanya salah satu kuncinya menyangkut anggaran. Anggaran 2023 sudah diketok makanya kita akan bicara dengan DPR gimana bisa menyisir mengenai kebutuhan anggaran, basisnya kekuatan fiskal. Kalau bisa lebih cepat dari Juni why not? Tapi intinya time frame belum ada, saya bicara jujur belum ada time frame, formulanya aja belum kita ketok," kata Agus dikutip Rabu (28/12/2022).
Pembahasan, lanjutnya, masih terus berlangsung.
"Rapat pertama 2023 membahas insentif ini barangkali awal-awal Januari, itu akan dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi. Kemudian setelah pemerintah sepakat, formulasi jadi bisa bawa ke DPR, kalau bisa lebih cepat Alhamdulillah," ujar Agus.
Kondisi ini mirip seperti relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil pada awal 2021 silam. Kala itu, desas-desus pemberian relaksasi sudah muncul dari akhir 2020, namun pemerintah baru resmi memberikannya pada Maret 2023.
Dampaknya kala itu banyak calon konsumen menahan pembelian karena menunggu momentum diskon.
Agus mengakui, hal yang sama juga terjadi saat ini. Di mana banyak calon konsumen lebih memilih menunggu diskon bakal diberikan.
"Saya paham sekali sekarang ada disrupsi, gangguan artinya banyak calon buyer akhirnya hold karena menunggu insentif. Pagi tadi saya baru pulang dari Hyundai, saya sampaikan, ketika dikeluarkan insentif, kalian akan panen luar biasa," kata Agus.
"Waktu PPnBM akan kita keluarkan, market hold, ini kita lihat, ini bagian dari test the market kan, begitu pemerintah keluarkan policy, perusahaan otomotif waduh (panen)," lanjutnya.
Ia menilai wajar jika sektor otomotif mendapat perhatian karena memiliki tulang punggung dan nilai tambah yang sangat besar. Di mana tier 2-3 diisi oleh industri kecil dan menengah. Apalagi yang bakal mendapat insentif bukan semua merek, melainkan mobil listrik yang diproduksi di Indonesia.
"Yang dapat insentif itu mereka hanya yang punya pabrik, baru Ioniq 5 dan Wuling. Keuntungan mengumumkan rencana insentif, salah satu pernyataan saya dari Brussels adalah ini upaya pemerintah untuk menekan industri otomotif lain berinvestasi kendaraan listrik di Indonesia," ujar Agus.
[Gambas:Video CNBC]
Pro-Kontra, Rencana Subsidi Mobil Listrik Batal atau Nggak?
(dce)