
Jaga Pasokan BBM Meski Cuaca Ekstrem, Begini Siasat Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) terus memastikan agar proses pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sejumlah wilayah di Indonesia tetap berjalan lancar. Utamanya di tengah adanya potensi cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) Rabu, (28/12/2022).
Pjs VP Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari menyampaikan meski terdapat potensi cuaca ekstrem, namun pendistribusian BBM dipastikan akan berjalan seperti biasanya. Apalagi perusahaan juga telah menyiagakan Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) untuk menjamin pelayanan dan penyaluran BBM dan LPG di pelosok negeri.
"Jadi dari sisi suplai dan stok sudah ada peningkatan sejak awal di lembaga penyalur. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan ketersediaan BBM dan LPG," ujar Heppy kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/12/2022).
Senada, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa di periode Nataru kali ini, tim Satuan Tugas (Satgas) Pertamina Siaga telah mengupayakan pasokan dan penyaluran BBM di seluruh wilayah tetap terjaga. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di penghujung tahun ini.
"Pertamina telah menyiagakan pola suplai Regular, Alternative & Emergency (RAE) jika terdapat kendala distribusi BBM dan LPG di seluruh terminal bahan bakar maupun depot LPG Pertamina," ujarnya.
Seperti diketahui, cuaca ekstrem dalam bentuk hujan lebat dan angin kencang akan mengepung wilayah Jabodetabek pada 30 Desember 2022. Perkiraaan tersebut disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan perkiraan tersebut berasal dari simulasi. Kecenderungan hujan sangat lebat terjadi di wilayah Jabodetabek pada 30 Desember, sedangkan pada 28 Desember malah hanya akan terjadi hujan dengan intensitas sedang.
Sebelumnya, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan badai menerpa Jabodetabek pada 28 Desember.
"Jadi Insya Allah menurut prediksi ini justru Jawa Barat, Jabodetabek sampai 28 Desember Insyaallah masih terkendali, relatif aman, hanya mulai 29 diwaspadai menurut prediksi kami," ujar Dwikorita saat konferensi pers, Selasa (27/12/2022).
Ia juga menekankan, BMKG cenderung tidak menggunakan istilah badai sebagaimana yang digunakan peneliti BRIN. Sebab, menurut Dwikorita yang terjadi pada periode akhir tahun hingga awal 2023 cenderung berupa hujan sangat lebat disertai dengan angin kencang.
"Jadi itu hujan lebat, bukan pusaran, istilah badai kan pusaran, pusaran angin dan disertai hujan lebat. Kalau Jabodetabek itu 28 Desember masih belum ada merahnya, yang dikhawatirkan Jawa Tengah dan Laut Jawa," ucap Dwikorita.
BMKG bersama BRIN mengantisipasi dampak cuaca ekstrem dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca. Tujuannya supaya awan-awan hujan yang akan masuk ke darat dan membuat hujan itu makin lebat bisa turun di lautan.
"Itu dapat dipaksa turun di Laut Jawa atau di wilayah luar pemukiman, misalnya di danau atau waduk. Jadi insya allah menurut prediksi ini justru Jabodetabek sampai 28 Desember masih terkendali," kata Dwikorita.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kendaraan Resmi Pakai B35 Mulai Besok, Ini Faktanya