RI Bakal Kebanjiran Tembaga, Siap-Siap Jadi Rebutan Dunia!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
27 December 2022 17:55
Katoda Tembaga di Escondida, Chile. (Getty Images/Construction Photography/Avalon)
Foto: Katoda Tembaga di Escondida, Chile. (Getty Images/Construction Photography/Avalon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diperkirakan akan "kebanjiran" katoda tembaga pada 2024 mendatang.

Pasalnya, dua fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru bakal beroperasi di 2024 mendatang. Kedua smelter tembaga baru tersebut yaitu smelter yang dioperasikan PT Freeport Indonesia di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur, dan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Benete, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kedua smelter tembaga tersebut diperkirakan bisa menambah sekitar 800 ribu ton katoda tembaga, dari saat ini hanya sekitar 300 ribu ton per tahun.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.

"Paling tidak ada dua smelter baru tembaga yaitu yang sedang dibangun PT Freeport Indonesia dan satu lagi oleh Amman Mineral. Dan ini apabila kami selesai dan mulai produksi katoda tembanga, mungkin ada tambahan sekitar 800 ribu ton katoda tembaga," tuturnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (27/12/2022).

Dengan adanya tambahan produksi katoda tembaga tersebut, maka katoda tembaga di dalam negeri pada 2024 diperkirakan akan semakin surplus. Dia menyebut, dengan produksi katoda tembaga yang ada saat ini sebesar 300 ribu ton, yang mampu diserap dalam negeri hanya separuhnya, yakni 150 ribu ton per tahun.

Sementara itu, dunia kini tengah berlomba-lomba menggunakan kendaraan listrik sebagai salah satu upaya mengurangi emisi karbon. Pasalnya, penggunaan kendaraan listrik bisa menekan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dianggap tidak ramah lingkungan.

Menurut Tony, permintaan tembaga dunia pun akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV).

Tak hanya kendaraan listrik, permintaan tembaga dunia juga akan ikut terkerek naik karena tren pengembangan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Terlebih, 70% kebutuhan tembaga dunia untuk menghantarkan listrik.

"Kalau dilihat dari demand-nya tembaga ini di dunia 70% (tembaga) dibutuhkan untuk menghantarkan listrik. Dan sekarang ini ada begitu banyak perusahaan, begitu banyak investor yang sedang membangun listrik yang dihasilkan dari energi baru dan terbarukan," ungkap Tony.

Tony juga mencontohkan bahwa untuk satu mobil listrik yang diproduksi akan membutuhkan hingga empat kali lipat ton tembaga lebih banyak dari mobil konvensional. Sedangkan untuk kelistrikan, dia menyebut, setiap 1 Mega Watt (MW) solar panel atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan membutuhkan tembaga sebesar 4 ton.

"Setiap Mega Watt wind farm (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin) itu kan akan membutuhkan 1,5 ton tembaga, setiap 1 Mega Watt solar panel akan membutuhkan 4 ton tembaga, satu mobil listrik akan butuh 4 kali lipat tembaga lebih banyak dari mobil biasa," paparnya.

Oleh karena itu, Tony berharap industri hilir dari tembaga di dalam negeri akan semakin berkembang.

"Ada banyak lah turunan tembaga itu yang bisa dibangun di Indonesia, tentu saja kami, saya juga di Kadin bidang investasi bekerja sama dengan Kementerian Investasi, berusaha untuk promote untuk investasi asing masuk ke Indonesia, untuk produk yang lebih hilir lagi karena raw material untuk produk itu sudah akan tersedia di Indonesia," jelasnya.

Perlu diketahui, saat ini Freeport tengah membangun satu smelter baru di JIIPE, Gresik. Awal pembangunan alias ground-breaking smelter turut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2021 lalu.

Tony mengatakan, saat ini kemajuan pembangunan smelter tersebut sudah mencapai 47,4%. Dan sampai akhir tahun ini menurutnya progres pembangunan diperkirakan bisa mencapai 50%.

Smelter dengan nilai investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini disebutkan akan menjadi smelter single line terbesar di dunia.

Smelter ini akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi produk 600 ribu ton katoda tembaga per tahun. Selain itu, smelter ini juga akan menghasilkan 35-50 ton emas dan 100-150 ton perak per tahun.

Saat ini PTFI juga telah memiliki satu smelter yang telah beroperasi - juga berlokasi di Gresik. Perusahaan bekerja sama dengan Mitsubishi membentuk PT Smelting. PT Smelting yang telah dibangun sejak 1996 lalu memproduksikan 300 ribu ton katoda tembaga dari hasil olahan sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya.

Perlu diketahui, PT Smelting kini juga dalam proses ekspansi atau peningkatan kapasitas. Adapun peningkatan kapasitas di smelter yang telah ada tersebut direncanakan akan naik 30% atau sekitar 300 ribu ton konsentrat per tahun. Ini artinya, produksi katoda tembaga akan semakin besar lagi.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Freeport Pastikan Smelter Tembaga Beroperasi Mei 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular