Blak-blakan Pedagang Kembang Api Berharap Rejeki Nomplok

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Selasa, 27/12/2022 10:55 WIB
Foto: Penjualan Kembang Api Jelang Tahun Baru (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sisa empat hari lagi sampai dengan pergantian tahun menuju tahun 2023, namun ada yang berbeda di tahun ini. Jika sebelumnya menjelang tahun baru jalanan rampai oleh pedagang kembang api, akhir tahun ini justru sebaliknya.

Hanya ada satu atau dua kios yang berjualan di sepanjang jalan raya di Kabupaten Bogor.

Salah seorang pedagang kembang api yang kerap disapa Uda mengaku, meski selalu ada pembeli, namun keuntungan yang diperoleh tidak sebesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


Ia mengaku, keuntungan dari berjualan kembang api tahun ini sangat menurun drastis, tidak seperti di tahun-tahun sebelumnya.

"(Penjualan) jelek banget. Turun sekali dari tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya jauh lebih bagus. Apalagi di tahun 2019 itu bagus banget. Apalagi hujan terus, yang datang beli berkurang"," kata Uda kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/12/2022).

Dalam sehari, Uda mengaku, untuk tahun ini maksimal hanya bisa memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp 300 ribu per hari dari hasil penjualan kembang apinya. Nilai tersebut ternyata belum bisa mengembalikan modalnya pada saat ia membeli barang dagangannya dari agen.

"Pendapatan sehari Rp 300 ribu, kotor. Itu belum ada balik modal. Kalau nggak habis, nanti ditukar dengan yang baru. Ini semua beli langsung (tunai)," tuturnya.

Selama berjualan, lanjut dia, rata-rata yang membeli dagangannya adalah orang tua yang datang bersama anaknya, atau anak muda dengan rentang usia 16 hingga 20 tahunan ke atas.

Adapun jenis kembang api yang dijual olehnya beragam, dari yang berjenis kembang api sparkles, pretek, disco, petasan jin/asap, air mancur, roket, gasing, petasan stick, sampai dengan kembang api besar yang menghasilkan bentuk kembang di udara.

Untuk harga kembang apinya sendiri berkisar dari Rp 5 ribu sampai dengan Rp100 ribu.

"Ini kembang api besar yang berbentuk kembang di udara Rp 100 ribu sepasang. Biasanya yang beli ini orang dewasa, anak-anak belum pernah ada yang beli kalau ke saya," ujarnya.

Memang, dia mengaku, tak pernah menjual kembang api yang berbahaya kepada anak-anak. Dia hanya akan menyarankan membeli kembang api yang aman, seperti petasan asap dan atau petasan pretek.

"Biasanya yang datang anak-anak ditemenin orang tuanya. Kalau orang tuanya yang beli saya kasih, tapi kalo yang beli anak-anaknya saja saya nggak kasih. Paling saya suruh beli petasan asap, yang harganya cuman Rp 5 ribu saja, atau petasan pretek," tukasnya.

"Aman untuk anak-anak, kalau yang besar dan bahaya itu saya jualnya ke orang dewasa saja," tambah Uda.

Pantauan CNBC Indonesia, Uda tengah melayani pembeli, seorang anak dan ibunya. Mereka membeli kembang api jenis air mancur dan kembang api sparkles.

"Ibu tadi beli kembang api (sparkles) sama air mancur. Totalnya Rp 15 ribu," ucap Uda.

Uda pun berharap, penjualan akan semakin naik saat mendekati pergantian tahun nanti.

"Jualan kalau sekarang sepi, palingan nanti ramenya pas tahun baru," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Terus Bombardir Gaza, 88 Warga Gaza Tewas Dalam 24 Jam