Peternak Bongkar Biang Kerok Harga Daging Ayam Terus Terbang

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 23/12/2022 13:55 WIB
Foto: Ilustrasi Daging Ayam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Bogor, CNBC Indonesia - Pasokan daging ayam jelang Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 dilaporkan masih mencukupi di tengah permintaan yang  naik. Hal itu tergambar dari pergerakan harga yang dalam tren naik.

"Demand-nya naik, kemudian harganya juga relatif meningkat. Berarti untuk ketersediaannya cukup saja," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi saat ditemui CNBC Indonesia di Pasar Kebon Kembang Kota Bogor, Jumat (23/12/2022).

Panel Harga Badan Pangan Nasional mencatat, harga daging ayam ras rata-rata nasional hari ini, Jumat (23/12/2022 pukul 13.13 WIB) masih melanjutkan kenaikan.


Tercatat harga naik Rp30 jadi Rp36.040 per kg. Sepekan sebelumnya, pada 16 Desember, harga masih di Rp35.410 per kg. Ini adalah harga di tingkat pengecer.

Di tingkat produsen, harga ayam ras pedaging adalah Rp22.290 per kg hidup. Terendah di Jawa Tengah dengan Rp19.880 per kg hidup, tertinggi di Kalimantan Selatan dengan Rp27.660 per kg hidup.

Sementara itu, harga acuan daging ayam yang diatur pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No 5/2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras adalah:

harga pembelian produsen:
- batas atas: Rp23.000 per kg live bird (ayam hidup)
- batas bawah: Rp21.000 per kg live bird

harga penjualan konsumen:
- Rp36.750 per kg karkas.

"Nah kalau di pasar ini kan (harga jualnya) sudah Rp 35 ribu, karena kan berproses. Menjadi tidak wajar kalau harganya Rp 40 ribu, di saat harga di kandang Rp 20-21 ribu," ujarnya.

Adapun perbandingan harga yang cukup jauh dari tingkat peternak ke pedagang, Sugeng menjelaskan, karena terjadi penurunan berat ayam saat ayam tersebut sudah menjadi karkas. Ia mengatakan, jika ayam hidup memiliki berat 1½ kg, maka saat sudah menjadi karkas beratnya menjadi hanya 1kg.

"Karena ayam hidup 1½ kg itu kalau dipotong jadi 1kg. Kalau sudah nggak ada bulu dan segala macamnya yang disebut karkas itu jadi 1kg. Ini yang menyebabkan memang harus beda, karena ada biaya-biaya, belum termasuk untung. Jadi wajar kalau kemudian ada dinaikkan harganya di tingkat pasar," jelasnya.

Lebih lanjut, Sugeng tidak membantah kalau memang sering terjadi pemainan harga di tingkat pedagang.

"Nah itu, saya kira memang ada pedagang tengah ini yang memanfaatkan situasi. Maka kita sering berkoordinasi dengan sesama pelaku usaha agar bagaimana harga ini (di tingkat peternak) bisa naik, bisa meningkat," pungkas dia.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: KEK Jadi Kunci Pertumbuhan, Aturan Harus Ikuti Potensi Daerah