
Terbukti, RI Juru Selamat Eropa dari Kegelapan & Kedinginan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia benar-benar menjadi penyelamat beberapa negara Eropa dari kegelapan dan kedinginan. Di tengah permintaan energi negara-negara Eropa yang tinggi untuk kebutuhan listrik di musim dingin, Indonesia menjadi salah satu negara yang mensuplai batu baranya.
Tak tanggung-tanggung, pada tahun ini Indonesia mengekspor batu baranya ke negara-negara Eropa mencapai 6,6 juta ton. Ini menjadi yang terbesar dalam sejara ekspor batu bara Indonesia ke Eropa, di mana tahun-tahun sebelumnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, sampai pada Desember 2022, ekspor batu bara Indonesia ke Eropa diperkirakan akan mencapai 6,6 juta ton. Jumlah ini bahkan melebihi rekor ekspor tertinggi pada 2012 di mana ekspor batu bara ke Eropa, utamanya Spanyol mencapai sekitar 6,2 juta ton.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Lana Saria membenarkan bahwa ekspor batu baru Indonesia ke Eropa pada tahun ini menjadi yang terbesar selama ini. "Iya (terbesar)," ungkap dia Kepada CNBC Indonesia, Dikutip Jumat (23/12/2022).
Lana menyebutkan, proyeksi ekspor batu bara RI ke Eropa tersebut dengan asumsi ekspor batu bara pada Desember ini bisa mencapai 0,7 juta ton, sama dengan pengiriman pada November yang mencapai 0,7 juta ton.
"Jika proyeksi Desember 2022 sama dengan realisasi November 2022 yaitu total 0,7 juta ton maka proyeksi realisasi penjualan batu bara ke Eropa sampai dengan akhir tahun 2022 sebesar 6,6 juta ton," tuturnya.
Hingga November 2022, ekspor batu bara ke Eropa tercatat mencapai 5,9 juta ton. dari jumlah ekspor batu bara RI ke Eropa tersebut, terbesar ke Polandia dengan jumlah 2,1 juta ton, lalu diikuti Belanda dan Italia masing-masing 1,3 juta ton dan 1,2 juta ton.
"Kami sampaikan ekspor batu bara Indonesia ke Eropa sampai dengan November 2022 total ekspor sebesar 5,9 juta ton. Terbesar ke Polandia realisasi sebesar 2,1 juta ton dan diikuti ke negara Belanda dan Italia masing-masing 1,3 dan 1,2 juta ton," paparnya.
Benua Eropa yang menghadapi musim dingin yang mencekam, saat ini masih mampu dihangatkan oleh batu bara, sumber energi fosil yang sejatinya ingin 'diberantas' karena memiliki tingkat emisi karbon tinggi.
Alih-alih menyelesaikan misi tersebut, Eropa kembali 'menghamba' kepada batu bara pada tahun 2022, kata Badan Energi Internasional (IEA).
"Batubara akan terus menjadi sumber tunggal terbesar emisi karbon dioksida sistem energi global sejauh ini," kata organisasi antar pemerintah itu, seraya menambahkan bahwa mereka memperkirakan permintaan global akan stabil sebelum turun setelah 2025.
Dalam dua minggu pertama bulan Desember, Uni Eropa menghasilkan 22% listrik dari batu bara dan lignit yang juga dikenal sebagai batu bara coklat (brown coal). Angka tersebut naik dari 17% pada periode yang sama tahun lalu dan dari rata-rata 15% untuk keseluruhan tahun 2021, menurut data Ember, sebuah Think Tank yang bertujuan untuk mempercepat peralihan dari batu bara.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jos! Batu Bara RI Makin Laku di Eropa, Negara Ini Ikut Pesan