Bye-bye American Dream, Orang AS Kini Kesulitan Punya Rumah
Jakarta, CNBC Indonesia - Frasa 'American dream' tidak lagi relevan. Pasalnya kesetaraan kesempatan sudah tidak lagi tersedia bagi banyak orang Amerika.
Setidaknya ini terkait persoalan memiliki rumah. Kini warga Negeri Paman Sam dilaporkan telah kesulitan mencari tempat tinggal dengan harga terjangkau.
Saat ini perumahan yang terjangkau semakin jarang ditemukan di Amerika Serikat (AS). Kurangnya inventaris perumahan, ditambah dengan inflasi dan ketidaksetaraan zonasi, membuat orang-orang kesulitan mencari rumah dengan harga terjangkau.
Untuk membeli rumah di lebih dari 75% kota terpadat di AS, rata-rata satu keluarga perlu membelanjakan setidaknya 30% dari pendapatan tahunan mereka untuk perumahan. Jumlah ini lebih besar lagi di kota-kota seperti Miami, New York, dan Los Angeles, di mana angkanya melonjak hingga lebih dari 80% pendapatan tahunan rata-rata keluarga.
Akibat sulitnya memiliki rumah sendiri, tidak sedikit warga yang membuat gerakan kolektif. Salah satunya hasilnya bernama Community Land Trust (CLT).
CLT dilakukan berkat adanya pendekatan era Hak Sipil yang membantu mempromosikan kepemilikan rumah. Terutama di kalangan kelompok minoritas, yang terkena dampak krisis perumahan yang terjangkau secara tidak proporsional.
"Kami dioperasikan oleh penduduk yang benar-benar tinggal di gedung kami... [serta] orang-orang dari komunitas yang kami layani," kata Kasey Ventura dari Beverly-Vermont Community Land Trust, melansir CNN International, dikutip Rabu (21/12/2022).
"Ketertarikan saya pada pekerjaan ini, selain melestarikan perumahan dan perumahan yang terjangkau, adalah melestarikan budaya dalam suatu komunitas," tambahnya.
CLT pada dasarnya adalah organisasi nirlaba yang membeli tanah di mana sebuah bangunan berada, sehingga memungkinkan warga masyarakat untuk mengelolanya secara kolektif. Beberapa warga akhirnya memilih untuk membentuk koperasi dengan tetangga mereka dan mengambil alih kepemilikan bangunan mereka dengan menyewa tanah.
Salah satu yang menikmati hal ini adalah keluarga dari Ixchel Hernandez (26) yang beranggotakan empat orang di Los Angeles. Keluarga tersebut dan beberapa tetangganya tahun ini bergabung dengan Beverly-Vermont CLT, satu dari sedikitnya lima CLT di Los Angeles dan lebih dari 200 di seluruh negeri.
Prosesnya mengharuskan tetangga untuk bertemu secara teratur selama beberapa bulan sebelum akhirnya dengan suara bulat menyetujui berbagai persyaratan untuk menyelesaikan aturan CLT. Ixchel kini duduk di dewan manajemen gedungnya dan itu dalam tahap akhir transfer kepemilikan ke koperasi.
"Ini mungkin tidak terlihat banyak bagi banyak orang yang memiliki uang atau berasal dari uang. [Tapi] kami sama-sama berusaha untuk membangun kekayaan generasi itu," kata Ixchel.
Menurut angka tahun 2019, AS kekurangan sekitar 3,8 juta rumah dari yang dibutuhkan untuk menampung keluarga. Itu lebih dari dua kali lipat jumlah dari satu dekade sebelumnya.
Sementara California memiliki defisit perumahan terbesar di antara negara bagian lain. Membutuhkan sekitar satu juta rumah lagi untuk memenuhi permintaan perumahan.
(sef/sef)