Jepang Pantau Situasi Covid China, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang akan memantau situasi Covid-19 di China. Pasalnya ini diyakini akan berisiko bagi perlambatan ekonomi global, kenaikan harga, dan kendala pasokan.
Hal ini tertuang dalam laporan bulanan kantor kabinet Desember. Negara ekonomi terbesar ketiga di dunia itu sendiri, kini bergulat dengan pertumbuhan global yang lamban dan tingginya biaya impor yang membebani aktivitas ekspor dan manufakturnya.
Di mana, pemerintah Jepang memangkas pandangannya pada output pabrik karena terhentinya permintaan global untuk semikonduktor. Namun penilaiannya terhadap ekonomi secara keseluruhan tidak berubah dan menyebut itu "membaik secara moderat".
"Jika situasi infeksi China berdampak pada rantai pasokan atau perdagangan, itu juga dapat berdampak pada ekonomi Jepang seperti yang telah kita lihat awal tahun ini," kata seorang pejabat Kantor Kabinet, melansir Reuters, Rabu (21/12/2022).
Sementara itu, Tokyo meningkatkan pandangannya pada sentimen bisnis dengan menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Sebelumnya, pemerintah mengatakan pemulihan sentimen bisnis sempat terhenti.
Di bidang ekonomi utama lainnya, Kantor Kabinet mengatakan pandangannya tentang konsumsi swasta tidak berubah, di mana itu juga meningkat secara moderat. Mereka juga mengatakan belanja modal mulai pulih.
Laporan tersebut menegaskan kembali bahwa pemerintah mengharapkan Bank of Japan (BoJ) untuk mencapai target harga 2% secara stabil berdasarkan ekonomi, harga dan situasi keuangan.
Pada Selasa, BoJ memberi kejutan pasar dengan perubahan kontrol imbal hasil obligasi yang memungkinkan suku bunga jangka panjang naik lebih banyak. Ini sebuah langkah yang bertujuan untuk meringankan beberapa biaya stimulus moneter yang berkepanjangan.
(sef/sef)