Internasional

Jepang Bangun Militer Terbesar sejak PD 2, Korut Ngamuk

News - luc, CNBC Indonesia
20 December 2022 12:35
FILE - In this March 2, 2019, file photo, Kim Yo Jong, sister of North Korea's leader Kim Jong Un attends a wreath-laying ceremony at Ho Chi Minh Mausoleum in Hanoi, Vietnam. In her first known official statement, Kim Jong Un on Tuesday, March 3, 2020, leveled diatribes and insults on South Korea for protesting over her country's latest live-fire exercises. Believed to be in her early 30s, Kim Yo Jong is in charge of propaganda affairs and has frequently appeared at her brother’s major public events including summits with U.S. President Donald Trump and other regional leaders. (Jorge Silva/Pool Photo via AP, File) Foto: Kim Yo Jong merupakan putri bungsu dari Kim Il Sung dan adik dari Kim Jong Un (Jorge Silva/Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) memperingatkan Jepang atas rencana pembangunan militernya yang menjadi bagian dari strategi keamanan baru Tokyo. Tindakan tersebut dinilai berbahaya dan akan ada konsekuensinya.

Pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut itu muncul beberapa hari setelah Jepang meluncurkan pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua karena ketegangan regional dengan China dan serangan Rusia ke Ukraina yang memicu ketakutan akan perang.

Juru bicara tersebut mengatakan strategi keamanan Jepang secara efektif memformalkan "kebijakan agresi baru" dan akan membawa perubahan mendasar dalam lingkungan keamanan Asia Timur.

Dia juga mengecam Amerika Serikat (AS) karena dianggap meninggikan dan menghasut Jepang.

"Kami akan terus menunjukkan melalui tindakan praktis betapa kami prihatin dan tidak senang dengan upaya Jepang yang tidak adil dan serakah untuk mewujudkan ambisinya," kata juru bicara itu dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, dikutip Reuters, Selasa (20/12/2022).

Dalam pernyataan terpisah, Kim Yo Jong, saudara perempuan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un, mengatakan upaya Pyongyang untuk mengembangkan satelit mata-mata adalah prioritas mendesak yang terkait langsung dengan keamanan nasional, dan sanksi tambahan tidak akan menghentikannya.

"[Korea Selatan akan] meneriakkan semacam kerja sama internasional dan berusaha keras untuk menjatuhkan sanksi tambahan pada kami," katanya.

"Tetapi dengan hak kami untuk bertahan hidup dan berkembang terancam, mengapa kami takut akan sanksi ... dan mengapa kami berhenti?" tegasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Rusia Minggir! Korut Panas, Tembak 2 Rudal Balistik


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading