Internasional

Jangan Kaget! Kronologi Qatar Panas ke Eropa hingga Ancam Gas

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 20/12/2022 11:55 WIB
Foto: Sheikh Khalid bin Khalifa bin Abdulaziz Al Thani, Perdana Menteri Qatar berbicara selama Kongres FIFA ke-72 di Pusat Pameran dan Konvensi Doha pada 31 Maret 2022 di Doha, Qatar. (Getty Images/Alexander Hassenstein - FIFA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Qatar mengutuk keras Uni Eropa (UE). Bahkan negara itu mengancam pasokan gas ke benua tersebut.

Bagaimana kronologinya?

Ini terkait investigasi kasus korupsi oleh Belgia yang berujung pada disetop sementara akses Doha ke Parlemen UE.

Qatar menegaskan, ini akan berdampak buruk pada hubungan negara itu dengan benua secara keseluruhan, termasuk pasokan gas ke Eropa di tengah krisis energi yang melanda kawasan itu.


"Keputusan itu akan mendorong pembatasan yang diskriminatif yang membatasi dialog dan kerja sama Qatar sebelum proses legal berakhir," tegas diplomat Qatar dikutip dari Euractiv sebagaimana dimuat Oil Price, Selasa (20/12/2022).

"Ini akan berdampak negatif ke kerjasama pertahanan global, sebagaimana diskusi soal krisis energi global dan ketahanannya," ujarnya.

Diplomat itu mengatakan investigasi itu sebenarnya tak hanya menyebut Qatar sendiri sebagai pihak yang terlibat. Namun negara itu terus secara eksklusif diserang dan dikritik.

"Kita memperhatikan kecaman ini secara selektif di mana negara kami mulai memberi alarm besar," tambahnya.

"Sangat mengecewakan bahwa pemerintah Belgia tidak berusaha untuk terlibat dengan pemerintah kami guna menetapkan fakta begitu mereka mengetahui tuduhan tersebut," tegas diplomat itu lagi.

Qatar, ujar dia, merasa telah dicap secara tidak adil. Sentimen ini juga dikait-kaitkan dengan Piala Dunia yang baru selesai dilaksanakan di sana.

"Keputusan untuk secara eksklusif melarang perwakilan dari satu negara di Parlemen UE menunjukkan bahwa anggota parlemen telah disesatkan secara signifikan," kata diplomat itu.

"Sangat disayangkan bahwa beberapa bertindak berdasarkan prasangka terhadap Qatar dan membuat penilaian mereka berdasarkan informasi yang tidak akurat dalam kebocoran daripada menunggu penyelidikan selesai," tegasnya.

Lalu Apa Kasusnya?

Sentimen Eropa ke Qatar muncul pasca penggerebekan di Brussel, dua pekan lalu. Ini terkait uang tunai 600.000 euro, 150.000 euro serta beberapa ratus ribu euro lain di dalam sebuah koper di kamar hotel.

Hal tersebut merujuk anggota parlemen EU asal Yunani, Eva Kaili. Ia ditahan barsama sejumlah orang, termasuk mantan pejabat parlemen, sejak saat itu.

Kantor kejaksaan federal Belgia lalu mengatakan dibuka penyelidikan menyangkut dugaan "korupsi" dan "pencucian uang". Nama Qatar sebagai negara yang terlibat awalnya tak disebut, meski kemudian sumber hukum yang dekat dengan kasus mengonfirmasi itu.

Apa Kaitannya?

Qatar dan Kaili memiliki hubungan yang baik. November, sesaat sebelum Piala Dunia, dia bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Qatar Ali bin Samikh Al Marri.

Ia kerap melontarkan komentar positif tentang Qatar yang memang berusaha untuk memperbaiki citranya jelang Piala Dunia. Ini di tengah sejumlah kritikan miring Barat, apalagi kalau bukan perlindungan tenaga migran dan hak asasi manusia (HAM).

Pekerja migran berjumlah lebih dari 2,5 juta dari 2,9 juta penduduk Qatar. Sejumlah media asing sempat melaporkan perlakuan tidak manusiawi terhadap ribuan pekerja migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia.

Laporan CNN International menyebut bahwa seorang pekerja migran asal Nepal dengan nama samaran Kamal, belum mendapatkan bonus yang dijanjikan. Bahkan dijebloskan ke penjara untuk alasan yang tidak jelas.

The Guardian melaporkan tahun lalu bahwa 6.500 pekerja migran Asia Selatan telah meninggal di Qatar sejak negara itu dipastikan menjadi tuan rumah World Cup di 2010. Sebagian besar terlibat dalam pekerjaan bergaji rendah dan berbahaya, yang sering dilakukan dalam suhu yang sangat panas.

"Saya percaya Piala Dunia untuk orang Arab telah menjadi alat yang hebat untuk ... transformasi dan reformasi politik," kata Kaili dalam sebuah pernyataan video diposting di Twitter.

"Qatar adalah pelari terdepan dalam hak-hak buruh," tambahnya lagi dalam sebuah pidato di Parlemen Eropa.

Meski dikait-kaitkan, Qatar sendiri menegaskan tak mengetahui rincian penyidikan. Bahkan informasi soal Qatar disebut sangat salah.

Sementara itu, para pemimpin parlemen UE menuduh kekuatan asing tengah mencoba untuk merusak demokrasi Eropa. Presiden Roberta Metsola, berjanji kepada para anggota yang bertemu di Strasbourg, Senin, bahwa integritas badan tersebut akan dipulihkan.

"Jangan salah," kata Metsola.

"Parlemen Eropa, rekan-rekan terkasih, (kita) sedang diserang. Demokrasi Eropa sedang diserang dan masyarakat kita yang bebas dan demokratis sedang diserang," tambahnya.

Hal sama juga dikatakan anggota lain. Seraya menyebut pekerjaan mereka tak boleh ternoda.

"Kami tidak akan membiarkan pekerjaan kami dinodai, kami tidak akan membiarkan parlemen kami atau Eropa kami dinodai," tambah anggota parlemen lain Stephane Sejourne.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Qatar Investasi Rp 41 T, Bangun Rusun Terjangkau di RI