'Harta Karun' di Lumpur Lapindo Terbongkar, Segini Jumlahnya

News - Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
20 December 2022 10:30
ESDM Ungkap Temuan Foto: ESDM Ungkap Temuan "Harta Karun" Super Langka di Lumpur Lapindo (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya 'harta karun' berupa kandungan mineral kritis yakni Lithium dan Stronsium pada Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kedua mineral kritis itu saat in sedang dicari-cari oleh dunia. Maklum, Lithium berfungsi sebagai bahan baku pembuat baterai kendaraan listrik, sedangkan Stronsium sebagai bahan baku industri elektronik.

Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto mengungkapkan kadar Lithium yang terkandung dalam Lumpur Lapindo memang masih tergolong rendah. Hal ini bila dibandingkan dengan negara yang memiliki potensi yang hampir sama, seperti Argentina.

"Kadar Lithium di Lumpur Sidoarjo sendiri relatif rendah dibandingkan di negara yang punya potensi hampir sama, misal di Argentina," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, dikutip Selasa (20/12/2022).

Badan Geologi mencatat, kandungan Lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo itu kadarnya mencapai 99 - 280 PPM sementara untuk Stronsium kadarnya mencapai 255 - 650 PPM.

Namun demikian, Hariyanto optimis potensi Lithium yang terkandung dalam Lumpur Lapindo bisa ditindaklanjuti. Hal ini berkenaan dengan survei pendahuluan yang dilakukan oleh Badan geologi yang menunjukkan potensi akan "Harta Karun" tersebut. "Ini baru data survei pendahuluan dari kami, Badan Geologi, yang bisa ditindak lanjuti ke tahap selanjutnya," ujarnya.

Dia menyebutkan, Lumpur Lapindo yang terus mengalir dinilai menambah kekayaan akan kandungan Lithium di sana. Sehingga potensi "Harta Karun" Indonesia akan Lithium akan semakin menjanjikan. "Lumpur Lapindo ini mengalir terus menerus, ini yang membuat semacam proses pengkayaan dari Lithium yang ada di sana," pungkasnya.

Selain itu, Hariyanto mengungkapkan Badan Geologi telah melakukan serangkaian proses ekstraksi menggunakan beberapa metode. Salah satu metode yang digunakan adalah atmospheric leaching yang menunjukkan hasil ekstraksi sebesar 37%.

"Menggunakan metode atmospheric leaching ini diperoleh hasil dari ekstraksi tersebut sebesar 37%. Kemudian dengan teknologi yang namanya High Pressure Acid Leaching atau HPAL ini diperoleh angka 72%," jelasnya.

Terdapat pula proses ekstraksi yang berbasis basa. Salah satunya dengan metode alkali fusion yang menghasilkan ekstraksi sebanyak 23%. "Kemudian teknologi lain untuk ekstraksi basis basa dengan alkali fusion, ini menghasilkan 23% ekstraksinya. Kemudian dengan bio process secara basa diperoleh angka 81% ini hasil yang telah dilakukan ekstraksi Lumpur Sidoarjo tersebut," tandasnya.

Sebagai penjelasan, proses yang dilakukan adalah melalui lumpur yang sudah terendapkan. Sehingga lumpur yang sudah memiliki suhu normal, sama seperti di lingkungan sekitarnya, baru bisa dilakukan proses ekstraksi.

"Jadi ini yang dikayakan dengan proses pengendapan tersebut. Ini diambil pada suhu lingkungan, bukan lumpur yang kondisi panas lantas kita lakukan pemanfaatannya, namun lumpur yang telah melalui pengendapan," tekannya.

Di lain sisi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga turut angkat suara perihal kandungan mineral logam tanah jarang serta mineral logam kritis berupa litium dan stronsium di dalam lumpur Lapindo.

Arifin tak menampik lumpur Lapindo mempunyai kandungan mineral berupa LTJ serta litium dan stronsium. Namun disayangkan, kandungan mineral strategis tersebut menurutnya tidak begitu besar.

"Kecil (kandungannya). Itu memang beberapa ton ada, tapi cuma segitu, gak menjamin berapa banyak kebutuhan kita kan. Jadi belum tahu, jadi siapa tahu bisa ngusahain ada yang skala kecil ekonomis," ungkap Arifin.

Meski begitu, Arifin berharap agar temuan kandungan mineral LTJ, serta litium dan stronsium dapat segera dianalisis secara lebih mendalam, sehingga bisa diketahui skala keekonomiannya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Harta Karun RI Hingga 54 Negara Terancam Malapetaka


(pgr/pgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading