Internasional

Alert! 'Kiamat' Obat Mulai Landa Bumi, Ini Bukti Terbarunya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 20/12/2022 10:25 WIB
Foto: Toko obat di Beijing, China diserbu pembeli imbas lonjakan kasus covid. (AFP via Getty Images/YUXUAN ZHANG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis obat-obatan sedang melanda beberapa negara di dunia. Hal ini disebabkan oleh musim flu dan demam yang mulai menyerang sejumlah bagian bumi.

Di Taiwan, obat-obatan menjadi langka setelah para warga berbondong-bondong membelinya untuk dijual ke China, yang juga mengalami kelangkaan obat. Ini mendorong pemerintah untuk meminta dan menghimbau warga untuk membeli sebijak mungkin.

Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan, Victor Wang, mengatakan sudah ada kekurangan Panadol, nama merek obat penghilang rasa sakit dan obat antipiretik acetaminophen. Sebuah survei baru-baru ini juga menemukan bahwa beberapa toko obat di Taiwan hampir kehabisan Panadol.


"Ada pembelian Panadol dalam jumlah besar di sini, dan hampir tidak ada yang tersisa di rak, atau sangat sedikit," kata Wang dalam konferensi pers di Taipei yang dikutip Radio Free Asia, Selasa (20/12/2022).

"Kami ingin mengingatkan semua orang bahwa mereka hanya harus membeli obat-obatan seperti Panadol secukupnya, sesuai kebutuhan. Jangan membelinya dalam jumlah banyak dan mengirimnya ke luar negeri."

Bergeser dari Asia, kekurangan obat-obatan juga terjadi di Amerika Serikat (AS). Di Negeri Paman Sam itu, sejumlah obat seperti Tylenol untuk anak mengalami kelangkaan yang disebabkan musim flu dan juga penyakit pernapasan lain.

Tak hanya obat-obatan, dokter dan ahli lainnya mengatakan kekurangan susu formula bayi juga ikut melanda negara itu.

"Ada lebih banyak anak yang sakit pada tahun ini daripada yang kita lihat dalam beberapa tahun terakhir," kata Shannon Dillon, seorang dokter anak di Riley Children's Health di Indianapolis, dilansir Associated Press.

Sementara itu, kelangkaan obat pun menyeret salah satu negara Eropa, Irlandia. Hal ini terjadi saat musim dingin tiba dan sistem kesehatan yang bersaing dengan peningkatan infeksi Strep A dan penyakit pernafasan RSV.

Otoritas Pengatur Produk Kesehatan (HPRA) Irlandia mengaku sebanyak 187 obat yang digunakan oleh pasien telah mengalami kehabisan stok. Ini termasuk 11 yang masuk dalam daftar 'obat kritis' yang diklasifikasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dari jumlah tersebut, 40% hanya memiliki satu pemasok. Itu berarti apoteker tidak memiliki cara untuk mencari alternatif bagi pasien.

"Obat-obatan yang saat ini mengalami kekurangan digunakan di berbagai bidang kesehatan, termasuk infeksi, pereda nyeri, pengobatan kanker, kejang, kesehatan mental, tekanan darah, diabetes dan terapi penggantian hormon," menurut HPRA dalam laporan Irish Times.

"Amoksisilin dan penisilin, yang saat ini banyak diminati karena infeksi musim dingin meningkat, termasuk dalam daftar obat kritis Organisasi Kesehatan Dunia yang saat ini mengalami masalah pasokan. Obat lain dalam daftar obat kritis WHO adalah obat kemoterapi Vinorelbine yang banyak digunakan."

Direktur pelaksana perusahaan farmasi Azure Pharmaceuticals, Sandra Gannon, mengatakan bahwa situasi ini membuat Irlandia memiliki stok obat yang jauh lebih parah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Ia menambahkan hal ini terjadi lantaran langkah pemerintah yang menekan harga obat di negara itu.

"Konsekuensinya adalah pasien dan apoteker berada dalam situasi yang semakin memburuk. Penderita akan semakin cemas. Apoteker terpapar oleh realitas situasi pasokan sumber tunggal, dokter yang kewalahan, dan ketidakfleksibelan untuk memberi mereka mekanisme baru untuk merespons," paparnya.

"Perbedaan antara Irlandia dan pasar UE lainnya sangat akut pada obat-obatan yang lebih tua dan bernilai rendah. Ini mengutip harga yang ditetapkan oleh Eksekutif Layanan Kesehatan untuk parasetamol di Irlandia sebesar 1,73 euro per 100 tablet, dibandingkan dengan 3,51 euro di seluruh Eropa."


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inggris Chaos! Demonstran Sweeping Imigran-Teriak Seruan Rasis