Dilaporkan Sakit Keras, Ini Sosok Putri Bha dari Thailand
Jakarta, CNBC Indonesia - Putri tertua Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dari istri pertamanya Soamsawali, Bajrakitiyabha Mahidol, dilaporkan sakit keras. Bahkan menurut laporan istana yang dikutip AFP, ia saat ini tengah berada di rumah sakit.
Kondisinya bahkan tak baik-baik saja. Ia harus menerima perawatan medis intensif di bawah pengawasan ketat di Bangkok.
Ia dilaporkan harus menggunakan alat dukungan. Baik untuk jantung, paru-paru dan ginjalnya setelah dia pingsan minggu lalu.
Lalu bagaimana sosoknya?
Putri Bajrakitiyabha Mahidol merupakan sosok yang memiliki kekuatan dan posisi unik di Thailand. Terlahir 7 Desember, ia kini berusia 44 tahun.
Selain anak tertua Raja Maha, ia juga merupakan cucu pertama dari almarhum Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit. Tidak heran jika Bajrakitiyabha tergolong putri yang berani bersuara di Thailand.
Putri 'Bha', begitu ia sering disapa, tergolong gemar bergaul. Tidak hanya dengan sosialita, tapi juga tentara, pejabat, akademisi, dan diplomat.
Ia merupakan lulusan hukum dari Universitas Thammasat Bangkok. Ia memiliki gelar dalam hubungan internasional. Pasca sarjanan ia lanjutkan di Cornell Law School, Amerika Serikat. Ia mendapatkan gelar doktor di sana pada tahun 2005 dan memenuhi syarat sebagai pengacara di Thailand pada waktu yang sama.
Memegang Sederet Pekerjaan dan Proyek Penting
Bajrakitiyabha memegang sederet pekerjaan dan proyek penting. Ia sempat menjadi misi permanen Thailand untuk PBB di New York sebagai sekretaris pertama dan merasakan diplomasi multilateral yang bekerja pada Sidang Umum ke-60.
Kembali ke Thailand pada 2006, dia bekerja sebagai jaksa penuntut di kantor kejaksaan. Setelah kembali ke kementerian luar negeri Thailand, dia memimpin Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana PBB pada tahun 2011.
Kemudian, ia ditunjuk sebagai duta besar Thailand untuk Austria dari tahun 2012 hingga 2014. Ia kemudian merangkap perwakilan permanen Thailand untuk PBB di Wina, salah satu dari empat kantor pusat global organisasi.
Dalam kapasitas yang lebih pribadi, ia mendirikan Yayasan Princess Pa bersama ibunya pada tahun 1995 untuk membantu korban banjir dan bencana alam. Sekitar 10 tahun kemudian dia mendirikan dan secara pribadi mendanai 300.000 baht Proyek Kamlangjai (Inspire) untuk para perempuan yang dipenjara bersama anak-anak mereka.
Pada 2008, ia sempat ditunjuk sebagai duta besar niat baik di Thailand untuk Dana Pembangunan PBB untuk Wanita. Sederet proyek terkait pembinaan narapidana Thailand yang ia dirikan, antara lain Meningkatkan Kehidupan Narapidana Wanita.
Pada 2010, di Sidang Umum PBB ke-65, pekerjaannya dengan ELFI berkontribusi pada adopsi "Aturan PBB untuk Perlakuan terhadap Tahanan Wanita dan Tindakan Non-penahanan untuk Pelanggar Wanita". Ini kemudian dikenal sebagai "Aturan Bangkok," yang melengkapi UN peraturan untuk narapidana yang berasal dari tahun 1955.
Selain itu, Putri Bajrakitiyabha telah menyatakan pandangan yang kuat tentang keberlanjutan, serta supremasi hukum dan pengaruhnya terhadap pembangunan. Pendapatnya berdasarkan pengalaman langsung sebagai jaksa juga dapat mempengaruhi penuntutan di masa depan untuk pelanggaran narkoba.
Sebagai ketua dewan khusus yang menasihati Institut Kehakiman Thailand, sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan pada tahun 2011, ia dapat memainkan peran yang berpengaruh dalam merombak sistem peradilan negara. Meskipun penerapan setiap reformasi yang diusulkan mungkin merupakan masalah yang berbeda.
(sef/sef)