CNBC Indonesia Research

Argentina, Potret Negara Kacau Balau Tapi Bisa Juara Dunia

Muhammad Maruf, CNBC Indonesia
Senin, 19/12/2022 14:20 WIB
Foto: Penggemar sepak bola Argentina merayakan kemenangan tim mereka di Piala Dunia atas Prancis di Buenos Aires, Argentina, Minggu (18/12/2022). Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022 setelah menang adu penalti atas Prancis 4-2.(AP Photo/Matilde Campodonico)

Jakarta, CNBC Indonesia - Argentina menjadi juara Piala Dunia ketiga kalinya. Leonel Messi dan kawan-kawan berhasil menyingkirkan juara bertahan Prancis lewat drama adu pinalti. Seluruh mata di dunia menyoroti Argentina, tetapi tak banyak yang mengerti kondisi kesehatan buruk ekonomi negara yang sekarang dipuja-puja pecinta sepak bola dunia ini.

Argentina sedang krisis ekonomi dan parah. Terpukul oleh pandemi Covid-19, penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS) atau kebijakan suku bunga tinggi AS, dan krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina. Lebih dari 40% rakyatnya terjerembab di garis kemiskinan, sementara kurs mata uangnya hampir tak berharga sama sekali. Hampir tak ada investor asing yang sudi berbisnis di sana.

Inflasi Argentina mencapai 92.4% di November lalu, terburuk di antara negara besar kelompok G-20, dan masuk top ten inflasi dunia bersaing dengan negara medioker seperti Zimbabwe, Syria dan Sudan.


Harga kebutuhan pokok tak terbeli, menyulut suburnya pasar pasar barter di mana-mana sebagai tempat warganya menukarkan barang untuk bahan makan. Warga di sana menggunakan forum grub di Facebook dan media sosial sebagai media bertukar informasi kebutuhan, untuk kemudian menentukan lokasi untuk eksekusi barang. Misalnya di tempat-tempat umum seperti stasiun kereta api.

Saking tidak terkendalinya, pemerintah pada bulan lalu menerapkan kembali kebijakan kontrol harga atau disebut "Precios Justos" yang mematok harga lebih dari 1,700 barang.

Nilai mata uang peso Argentina atau ARS melemah lebih nyaris 70% sepanjang tahun ini, sebesar ARS 172 per dolar AS. Saking sulitnya menukar dolar AS-karena pembatasan oleh otoritas setempat-muncullah dollar blue atau blue dollar di sana. Ini adalah aktivitas penukaran mata uang ARS ke dolar AS di jalanan, ilegal, atau tidak teregulasi oleh bank sentral, tetapi diketahui dan sengaja dibiarkan.

Kenyataannya hanya dollar blue yang tersedia sehari-hari. Nilainya berlipat dari kurs resmi, mencapai ARS320 per dolar AS.

Argentina kini adalah salah satu pasien paling besar Dana Moneter Internasional (IMF), persis seperti Indonesia setelah krisis moneter 1997. Menggantungkan cadangan devisa dan pembiayaan negara dari lembaga donor. Mereka mendapatkan fasilitas pinjaman US$44 miliar, tanpa meminta syarat pencairan apapun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mum/mum)
Saksikan video di bawah ini:

Mengintip Calon Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026