Kaya Bahan Baku! Diam-diam AS Mau Bangun 'Nuklir' di RI

pgr, CNBC Indonesia
Senin, 19/12/2022 11:35 WIB
Foto: Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai-ichi. (AP Photo/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor dunia tak terkecuali Amerika Serikat (AS) sedang melirik Indonesia untuk masuk ke dalam pengembangan 'nuklir' dalam hal ini Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Minatnya investor AS yang berniat masuk ke Indonesia dikatakan langsung oleh Direktur Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (BAPETEN), Haendra Subekti.

"Sebagian besar dari negara maju dari Amerika dari yang selama ini yang masuk ke kami tentunya mereka punya badan hukum di Indonesia," ujarnya kepada CNBC Indonesia pada acara Mining Zone, dikutip Senin (19/12/2022).


Haendra mengklaim perusahaan AS tersebut siap membangun fabrikasi bahan bakar nuklir di Indonesia. Sehingga, Dia menyebutkan bahan galian nuklir yang akan ditambang akan digunakan dalam pabrik itu.

"Mereka sudah menyatakan memang ketika projek itu berjalan, mereka akan membangun fabrikasi bahan bakar nuklir di Indonesia. dengan demikian bahan galian nuklir yang akan ditambang akan digunakan dalam pabrik itu. Tentunya ini planning jangka panjang dukungan semua pihak dibutuhkan," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, untuk mendukung pengembangan pembangkit nuklir di Indonesia, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 tahun 2022 tentang Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Bahan Galian Nuklir.

Dalam Pasal 6 beleid itu menjelaskan, pertambangan bahan galian nuklir dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni pertambangan mineral radioaktif, pengolahan mineral ikutan radioaktif, dan penyimpanan mineral ikutan radioaktif. Adapun mineral ikutan radioaktif diantaranya seperti uranium atau thorium.

Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Rohadi Awaludin mengungkapkan Indonesia menyimpan potensi sumber daya alam yang cukup untuk pengadaan energi nuklir. Dia menyebutkan tambang uranium yang ada di Indonesia terdapat sebanyak 90 ribu ton. sedangkan untuk tambang thorium terdapat sebesar 150 ribu ton.

"Kita patut bersyukur bahwasanya kita dikaruniai sumber daya alam yang cukup terkait nuklir untuk uranium dan thorium. Untuk uranium sekitar 90 ribu ton data kami, kemudian thorium sekitar 150 ribu ton," ungkapnya kepada CNBC Indonesia pada Mining Zone, dikutip Jumat (16/12/2022).

Rohadi menilai, dengan adanya ratusan ribu potensi sumber daya alam untuk energi nuklir tersebut bisa mencukupi sebagai modal Indonesia dalam memenuhi kecukupan energi dengan nuklir. "Saya kira itu cukup sebagai sumber daya modal kita untuk kebutuhan energi menggunakan nuklir ini," tuturnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Ogah Akui Laporan Intel Soal Gagal Hancurkan Nuklir Iran