Indo Nickel Industri dan Pinggao Bangun Smelter di Luwu Timur
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indo Nickel Industri dan Pinggao Group Company Limited menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Nickel Smelter Project Indonesia-Engineering Procurement and Construction Contract untuk pembangunan proyek smelter nikel di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Direktur Utama PT Indo Nickel Industri (INI) Helmut Hermawan mengatakan penandatanganan kerjasama ini mengawali rangkaian pembangunan projek kerjasama pembangunan RKEF smelter nikel senilai lebih dari US$50 juta, untuk merealisasikan program hilirisasi dengan kapasitas 1 X 36 ribu KVA (setara 36 Mega Volt Ampere (MVA)).
Setelah penandatanganan, diharapkan akan dilakukan proses peletakan batu pertama (ground breaking) proyek, yang akan dilakukan di bulan Desember ini, atau selambat-lambatnya pada Januari 2023. Diharapkan proses konstruksi pembangunan smelter akan berlangsung selama 18 bulan setelahnya.
"Dalam upaya mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, kami tidak hanya membuka tambang nikel di Malili, Luwu Timur saja, namun saat ini kami membangun smelter menggandeng kerjasama dengan pihak investor Pinggao Co. Ltd. yang telah berpengalaman di bidang industri elektrik sejak tahun 1970," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (16/12/2022).
Dengan menggandeng Pinggao Group selaku perusahaaan kontraktor Engineering Procurement and Construction (EPC), maka nantinya biji nikel (nickel ore) yang selama ini ditambang di Malili, akan langsung diolah menjadi Feronikel dengan kadar Nikel (Ni) 10% sampai 12% dengan kapasitas 64 ribu ton Feronikel setiap tahunnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pinggao Group Co. Ltd. Cao Mingxiang menjelaskan Pinggao menjadi investor terbesar pembangunan RKEF smelter sekaligus mereka juga akan melakukan proses alih teknologi dalam bentuk riset dan pengembangan. Untuk itu, menurut Helmut, ada 100 orang tenaga supervisi dari Tiongkok saat pembangunan (konstruksi) sampai smelter siap dioperasikan.
Sedangkan jumlah tenaga kerja yang akan diserap dalam proyek smelter ini antara 300 sampai 400 orang secara langsung yang berasal dari daerah Malili dan sekitarnya, di luar tenaga kerja tidak langsung yang akan mampu membangkitkan ekonomi sekitar di wilayah tersebut. Helmut menyatakan hal tersebut menjadi komitmen PT INI saat berinvestasi ke Malili, Luwu Timur.
"Terima kasih dan penghargaannya, baik kepada pemerintah lokal setempat yang sudah mendukung pembangunan smelter, terutama kepada kepercayaan PT INI, yang telah memilih Pinggao Group selaku perusahaan kontraktor EPC dalam proyek kerjasama," pungkasnya.
(dpu/dpu)