12,9 GW Pembangkit Listrik Ditunda Operasionalnya, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengungkapkan sejumlah pembangkit listrik dengan total kapasitas 12,9 Giga Watt (GW) telah disepakati untuk dilakukan penundaan jadwal operasi alias Commercial Operation Date (COD).
Hal tersebut menyusul adanya kelebihan pasokan listrik atau over supply yang saat ini masih terjadi.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto membeberkan, untuk menyeimbangkan kondisi sistem dan mengurangi over supply yang terjadi, PLN telah melakukan negosiasi Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan produsen listrik swasta atau Independent Power Producers (IPP) melalui Tim Konsultasi Bersama antara PLN dan IPP.
Konsultasi bersama ini menghasilkan kesepakatan antara PLN dengan Pengembang IPP yaitu skema pemunduran COD untuk IPP tahap konstruksi dan penyesuaian kesepakatan Available Factor Projected (AFp) untuk IPP yang sudah pada tahap operasi.
"Saat ini, pembangkit dengan total kapasitas 12,9 GW telah disepakati untuk dilakukan penundaan COD/Penyesuaian AFp, sedangkan 7,5 GW masih dalam proses konsultasi," ungkap Greg kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/12/2022).
Seiring dengan upaya itu, menurut Greg PLN juga terus meningkatkan demand listrik, khususnya untuk kegiatan produktif, yang dilakukan melalui strategi intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan.
Program intensifikasi yaitu mendorong penggunaan listrik pelanggan untuk kegiatan produktif. Langkah ini dilakukan PLN melalui rangkaian program bundling dan promo tambah daya.
Sedangkan untuk strategi ekstensifikasi yaitu dengan upaya penambahan pelanggan melalui program akuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari PLN, electrifying agriculture, electrifying marine dan mendorong electrifying lifestyle seperti penggunaan kendaraan listrik.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan kondisi kelistrikan secara nasional per tanggal 11 Desember 2022 dalam kondisi aman.
Daya mampu nasional sebesar 46,82 Giga Watt (GW) dengan beban puncak sebesar 35,24 GW. Dengan begitu, maka masih terdapat sisa cadangan operasi sebesar 11,58 GW atau sekitar 32,86%.
"Apabila dirinci pada 22 sistem kelistrikan besar maka terdapat 19 sistem kelistrikan dalam kondisi normal, 3 sistem kelistrikan kondisi siaga, serta tidak ada sistem kelistrikan defisit daya," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Selasa (14/12/2022).
(wia)