Ramai PHK Startup & Manufaktur RI, Ini Kata Bank Dunia!

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
15 December 2022 19:49
393293 01: A view of the World Bank building October 5, 2000 in Washington, DC. The World Bank bank lends money to developing countries around the world. (Photo by Per-Anders Pettersson/ Getty Images)
Foto: Getty Images/Per-Anders Pettersson

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil dan industri digital yang marak terjadi akhir-akhir ini turut menjadi perhatian Bank Dunia.

Bank Dunia menilai PHK yang terjadi di industri tekstil diakibatkan oleh adanya penurunan permintaan, baik di domestik maupun permintaan luar negeri. Penurunan permintaan tersebut menurut Bank Dunia merupakan respon dari adanya inflasi dan penurunan pendapatan masyarakat.

Demikian disampaikan Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab dalam Media Briefing Indonesia Economic Prospects - December 2022, World Bank, Kamis (15/12/2022).

"Di beberapa sektor memang terdampak secara negatif terutama di sektor tekstil karena adanya perlambatan permintaan dalam negeri dan juga PHK, bukan hanya permintaan eksternal namun dalam negeri juga mengalami penurunan, ini berkaitan dengan semakin naiknya harga dan penurunan pendapatan," ujarnya.

Sebelumnya, pemangkasan karyawan di pabrik-pabrik tekstil nasional dilaporkan terus terjadi. Hingga saat ini, lebih dari 100 ribu buruh sudah jadi korban pengurangan tenaga kerja oleh pabrik tekstil, dari hulu ke hilir.

Selain itu, Bank Dunia juga melihat badai PHK terjadi di industri digital. Menurut mereka, hal tersebut terjadi akibat adanya perubahan pola konsumsi masyarakat pasca pandemi.

"Ada juga sektor lain yang mengalami PHK yakni sektor digital, akibat adanya perubahan pola konsumsi sebagai dampak dari pembukaan ekonomi," tambahnya.

Bank Dunia juga memantau tingkat pengangguran di Indonesia. Dari hasil pantauan mereka, angka agregat pengangguran Indonesia sudah mendekati kondisi pra pandemi.

"Dan tentunya ada tantangan signifikan seiring ekonomi mengalami tantangan perlambatan pertumbuhan. Angka agregat pengangguran mendekati kondisi pra pandemi dari data Agustus dan September, jadi ada yang mungkin mengalami perlambatan tapi ada juga yang mengalami pertumbuhan," terangnya.

Sebelumnya, mengutip laporan BPS, pada Agustus 2022, jumlah pengangguran Indonesia turun sebanyak 0,68 juta orang. Data jumlah pengangguran sebelum pandemi dihitung dari Februari hingga Agustus 2019 sebanyak 5,23 juta orang. Sedangkan saat ini, BPS mencatat angka pengangguran dari Februari hingga Agustus 2022 sebanyak 5,86 juta orang.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zaman Serba Sulit, Startup Di Ujung Tanduk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular