Top Jokowi, Dalam 10 Bulan Utang Luar Negeri Turun US$ 20 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali mengalami penurunan pada Oktober lalu. Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), ULN tercatat sebesar US$ 390,2 miliar, turun US$ 5 miliar dari September. Bahkan, jika dilihat dalam 10 bulan tahun ini, ULN turun hingga 24,7 miliar. Selama periode tersebut ULN pemerintah juga turun US$ 20 miliar

Sejak bulan Maret 2022, posisi dan pertumbuhan ULN Pemerintah konsisten mengalami penurunan. Posisi ULN Pemerintah pada Oktober 2022 sebesar US$ 179,7 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$ 182,3. Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 12,3% (yoy).

Menurut BI, penurunan ULN Pemerintah disebabkan oleh pergeseran penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi.

Pada akhir 2021, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 200,2 miliar, artinya dalam 10 bulan mengalami penurunan US$ 20,5 miliar. Jika melihat tren tersebut, ULN pemerintah pada 2022 akan mengalami penurunan. Selama era Presiden Joko Widodo, ULN mulai turun sejak 2021 lalu, dan penurunan tahun ini jauh lebih besar.

Sementara itu posisi ULN swasta pada Oktober 2022 sebesar 202,2 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 204,7 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi sebesar 3,0% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 2,2% (yoy).

Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman dan surat utang sehingga ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,5% (yoy) dan 2,9% (yoy).

Dalam 10 bulan tahun ini, ULN swasta mengalami penurunan US$ 3,5 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA