Nyesek! Ini Alasan Pembeli Meikarta Teriak Minta Tolong

teti purwanti & Ferry Sandi, CNBC Indonesia
15 December 2022 12:10
Foto udara suasana pembangunan proyek apartemen Meikarta Distrik 2 yang mangkrak di Cibatu, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (7/12/2022).  (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Foto udara suasana pembangunan proyek apartemen Meikarta Distrik 2 yang mangkrak di Cibatu, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu (7/12/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembeli Meikarta seakan putus asa, hingga kemudian mengadukan nasibnya ke DPR dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Perkumpulan Komunitas Peduli Meikarta Aep Mulyana mengatakan, mereka termakan janji manis, namun hingga kini tak ada sinyal serah terima unit, yang seharusnya dilakukan mulai akhir 2019 sampai tahun 2020.

"Permasalahan yang terjadi antara konsumen dalam membeli unit apartemen di Meikarta, dalam hal ini, PT Mahkota Sentosa Utama sebagai pengembang. Oleh karena itu, komunitas ini beranggotakan lebih dari 100 orang pembeli unit, adanya gagal serah terima maka kami pada 23 Juni sudah lapor ke DPR sebagai wakil rakyat dan 27 Juni 2022 ke Presiden," ungkap Aep kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/12/2022).

"Kami ingin memperjuangkan hak kami, terkait dana, karena unit yang kami beli, baik secara cash keras, cash bertahap, maupun perbankan sudah tidak dapat kepastian, apakah akan dibangun atau tidak karena ada progres hingga saat ini," rinci Aep.

Menurutnya, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah, tapi belum ada hasil sesuai harapan.

Pembeli yang tergabung dalam Komunitas Peduli Konsumen Meikarta sempat melancarkan aksi protes ke DPR lantaran tak juga menerima unit dari pihak Meikarta.

Minta Uang Kembali

Tak hanya itu, pembeli Meikarta kini mengajukan permohonan lain. Meminta uang yang telah mereka bayarkan agar dikembalikan saja.

Pembeli mengaku tetap melakukan pembayaran hingga hampir lunas karena sudah terlanjur.

Ada juga yang terus membayar karena takut memiliki catatan buruk dalam BI Checking.

Seperti Wendy. Dia meminta uangnya segera kembali. Padahal, cicilannya bakal lunas tiga bulan lagi atau Maret 2023 mendatang. Wendy yang berdagang sepatu di Mangga Dua itu mengambil tenor selama 5 tahun dengan besaran cicilan sebesar Rp 6,5 juta per bulan.

Ia urung menghentikan cicilan karena khawatir ada dampak lain pada BI checking. Di sisi lain, bisnisnya ikut terganggu karena berkurangnya modal akibat membayar cicilan KPA.

"Saya kan dagang, kalau BI checking jelek bahaya. Cicilan Rp 6 juta lebih, kadang ambil dari kartu kredit juga. Ambil dari China sekarang dikit, nggak berani ambil banyak lagi. Harapan refund aja, nggak minta lebih atau kurang," sebut Wendy kepada CNBC Indonesia.

Ada juga Novalina. Dia mengungkapkan, cicilan terakhirnya jatuh bulan depan dengan masa tenor selama 5 tahun atau sejak Januari 2018.

Meski sudah hampir lunas, namun Novalina belum mengetahui kapan bakal mendapatkan unit apartemennya. Padahal, untuk membayar cicilannya perlu melewati proses yang tak mudah.

"Inginnya uang balik utuh, saya hitung sudah keluar Rp 230 jutaan, nggak ingin urusan sama Lippo lagi. Saya ambil tipe studio dengan harapan punya aset investasi, tapi kaya gini ya sudah mending balikin aja uangnya," katanya.

"Jujur, seperti les anak jadi terganggu, dikurangi. Sebenarnya minus (pendapatan-pengeluaran), tapi karena sisa beberapa bulan lagi dipaksain. Pernah ditelatin beberapa kali, harusnya tanggal 1 bayar, tapi tanggal 2 sudah ditagih. Saya tagih balik unit yang saya dapat apa, Nobu bilang itu urusan Meikarta," tambah Novalina.

Begitu juga Sunardi. Dia pun mengaku menyesal telah mengeluarkan banyak uangnya untuk membeli apartemen Meikarta. Ia mengaku sudah keluar sekitar Rp 260 jutaan untuk unit yang belum pasti kapan diserahterimakan.

"Nyesel saya masuk uang ke sini, pengennya refund, nggak perlu ada penalti, tinggal balikin apa yang sudah kami bayar aja," ujar Sunardi.

Sebelumnya, Corporate Secretary Lippo Cikarang Veronika Sitepu mengatakan, pihaknya telah melakukan tindak lanjut kepada pengembang proyek, PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).

Dia menjelaskan, dalam putusan homologasi, penyerahan unit akan dilakukan secara bertahap hingga 2027. Saat ini sebanyak 28 tower sudah pada tahap penyelesaian akhir pembangunan.

"PT MSU senantiasa memenuhi komitmennya dan menghormati Putusan Homologasi yang mengikat bagi MSU dan seluruh krediturnya (termasuk pembeli)," tulis manajemen, dikutip Kamis (15/12/2022).


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pernah Heboh, Deretan Masalah Meikarta Sampai Diamuk Pembeli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular