
Penampakan Lumpur Lapindo Terkini, Ada 'Harta Karun Langka'
Lumpur Lapindo terungkap menyimpan 'harta karun langka' berupa mineral logam kritis untuk bahan baku baterai listrik

Lumpur Lapindo yang selama ini menjadi momok menyeramkan karena telah menelan banyak korban pada 2006 lalu, rupanya menyimpan "harta karun" terselubung. Lumpur Lapindo ternyata memiliki potensi sumber daya mineral berharga yaitu lithium dan stronsium. (Tangkapan layar Google maps)

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa lithium dan stronsium merupakan mineral kritis yang sangat langka. Mengingat, lithium dapat dimanfaatkan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. Sedangkan stronsium dimanfaatkan untuk bahan baku industri elektronik. (Tangkapan layar Google maps)

Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto menyebutkan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan penyelidikan pendahuluan terkait dengan temuan "harta karun" tersebut. (Tangkapan layar Google maps)

Hariyanto mengungkapkan penyelidikan pada bagian selatan dari Lumpur Lapindo telah dilakukan sejak tahun 2020. Dengan begitu, pada tahun ini, Badan Geologi Kementerian ESDM tengah menyelidiki pada bagian utara dari Lumpur Lapindo. (Tangkapan layar Google maps)

Hariyanto menambahkan, pihaknya juga terus mengoptimalkan dengan pengujian ekstraksi lithium. Hal tersebut dilakukan oleh Kementerian ESDM di Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara. Selain dengan Kementerian ESDM, Hariyanto menyebutkan dalam kegiatan eksplorasi dan ekstraksi temuan tersebut juga dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak lain. (Tangkapan layar Google maps)

Dari catatan Badan Geologi, kandungan lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo itu kadarnya mencapai 99 - 280 PPM sementara untuk stronsium kadarnya mencapai 255 - 650 PPM. Seperti diketahui, Indonesia memiliki mimpi untuk mewujudkan energi yang ramah lingkungan. Dengan begitu, Indonesia gencar menarik investor untuk pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik di tanah air. (Tangkapan layar Google maps)

Sebelumnya, Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Moehammad Awaluddin sempat mengungkapkan, atas adanya indikasi temuan lithium dan stronsium itu, pihaknya saat ini fokus kepada uji ekstraksi. Bahkan, di tahun 2021 Puslitbang Tekmira sudah menindaklanjuti hal tersebut dan fokus ke logam lithium itu. (Tangkapan layar Google maps)

Indikasi temuan lithium itu bisa menjadi bagian dari bahan baku baterai kendaraan listrik. Sehingga bisa mendukung program kendaraan listrik nasional. Sementara stronsium bisa digunakan untuk bahan baku kebutuhan elektronik. (Tangkapan layar Google maps)

Seperti diketahui, Indonesia memiliki mimpi untuk mewujudkan energi yang ramah lingkungan. Dengan begitu, Indonesia gencar menarik investor untuk pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik di Tanah Air. (Tangkapan layar Google maps)

Atas adanya indikasi temuan lithium dan stronsium itu, pihaknya saat ini fokus kepada uji ekstraksi. Bahkan, di tahun 2021 Puslitbang Tekmira sudah menindaklanjuti hal tersebut dan fokus ke logam lithium itu. (Tangkapan layar Google maps)