
Ngeri! Ekonomi Singapura Diramal Kena Efek Gelapnya Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Singapura diperkirakan mengalami penyusutan pada tahun depan, seiring dengan dampak perlambatan ekonomi global.
Sejumlah ekonom memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Singapura hanya akan tumbuh 1,8 persen pada tahun 2023. Proyeksi ini turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,8 persen, di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.
Survei terbaru Otoritas Moneter Singapura (MAS) pada Rabu (14/12/2022) menyebutkan bahwa limpahan dari perlambatan pertumbuhan eksternal adalah risiko penurunan yang paling banyak dikemukakan oleh responden.
Dikutip dari CNA, responden khawatir tentang risiko dari eskalasi ketegangan geopolitik, serta dampak dari penguncian Covid-19 China dan kerusuhan sosial, menurut survei triwulanan MAS tersebut.
Namun, perlu diketahui, survei tersebut dikirim pada 23 November 2022, sebelum China mencabut aturan ketat Covid-19.
Survei MAS ini menegaskan bahwa prospek global memburuk seiring dengan beberapa negara maju yang diperkirakan akan tergelincir ke dalam jurang resesi karena pengetatan moneter Federal Reserve dan dampak dari perang di Ukraina.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu diperkirakan akan melambat menjadi 0,5 persen hingga 2,5 persen pada 2023, turun dari proyeksi pertumbuhan 3,5 persen tahun ini.
Proyeksi pertumbuhan Singapura sebesar 1,8% pada tahun 2023 ini tercatat lebih rendah perkiraan pertumbuhan 3,6 persen pada tahun ini, menurut survei MAS.
Mengenai inflasi, ekonom yang disurvei MAS memperkirakan inflasi inti Singapura akan mencapai 4 persen pada 2023. Perkiraan tersebut didorong oleh efek kenaikan GST - dari 7 persen menjadi 8 persen - yang dimulai pada 1 Januari.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Tarik Kecap-Saus ABC Buatan RI, Begini Faktanya