Bahlil: Sampai Ayam Tumbuh Gigi Pun, RI Tak Punya Smelter

News - Martya Rizky, CNBC Indonesia
14 December 2022 21:54
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahaladia dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2022 : Decarbonization at All Cost. (Tangkapan Layar via Youtube Kadin Indonesia) Foto: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahaladia dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2022 : Decarbonization at All Cost. (Tangkapan Layar via Youtube Kadin Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengibaratkan seperti ayam tumbuh gigi dalam menggambarkan sulitnya pembangunan smelter atau pabrik pemurnian mineral bisa bergantung dari pembiayaan di perbankan dalam negeri. 

Bahlil dengan tegas mengatakan, selama perbankan tidak memberikan kelonggaran bagi pengusaha-pengusaha pribumi dalam hal pembiayaan untuk pembangunan smelter, maka dapat dipastikan Indonesia tidak akan pernah punya smelter.

"Mohon maaf nih, mohon maaf dengan segala hormat. Kenapa ini asing semua yang mengambil bahan baku kita. Bos, mereka yang melakukan investasi. Selama ini nggak kita ubah, sampai ayam tumbuh gigi nggak akan punya smelter republik ini," kata Bahlil dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (14/12/2022).

Investasi smelter yang ada di Indonesia saat ini masih banyak dari investasi asing, sebab, kata Bahlil, perbankan di Indonesia dinilai masih enggan untuk membiayai pembangunan smelter di dalam negeri.

"Perbankan kita nggak membiayai ini smelter, andaikan pun mereka membiayai equity-nya minimal 30-40%. Dari mana anak-anak ini punya smelter kalau begini," ujarnya.

Sementara, jika bank asing, lanjut dia, equity nya hanya 10% dengan bunga yang kecil. "Jadi ini juga menjadi masalah kita, lalu kemudian kita ribut. Kita punya duit tapi kita bikin stand by loan untuk kredit konsumsi, bukan produktif," tambah Bahlil.

Bahlil mengatakan, untuk pembangunan smelter itu sendiri biayanya sangat mahal, sehingga butuh dukungan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada pengusaha yang berniat untuk membangun smelter di dalam negeri.

"Orang investasi smelter mahal, (diperkirakan sebesar) US$ 250 ribu untuk satu line," ujar Bahlil.

"Tapi mau gimana, uang yang beredar di Indonesia itu kan sedikit, (terus) kita mengejar pertumbuhan tinggi. Maka salah satu di antaranya kita cari investasi agar uang bisa masuk, itulah sebagai mesin pertumbuhan," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Heboh! Pembangunan Smelter Mau Dibatasi, Ini Alasannya..


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading